14

17K 2.1K 179
                                    

_14_


Di rumah, Jaemin langsung merebahkan dirinya, dia mengacuhkan panggilan dari Jongin. Jaemin sekali lagi berpikir, apa dia pantas menyandang marga Oh? Apa dia pantas menjadi anak dari dua orang yang begitu sempurna seperti daddy dan mommynya?

Sedangkan di bawah Sehun dan Jongin cemas pada anak mereka yang kembali murung, sepertinya Jaemin akan selalu pulang dalam keadaan murung begini.

"Bear, bagaimana kalau kita pindahkan saja sekolahnya?" Tanya Sehun, Jongin langsung menoleh cepat.

"Dan membuatnya kembali beradaptasi dengan lingkungan baru? Tidak! Dia pasti juga tak senang dipisahkan dengan sahabat-sahabatnya." Ujar Jongin menolak. Sehun menghela nafas.

"Kalau tidak mau dipindah, Jaemin akan terus pulang dengan ekspresi sedih seperti ini, Luhan ge tadi cerita Minhee buat ulah lagi, dia menjelekkan Jaemin, meski ucapannya salah, tapi tetap saja itu mempengaruhi Jaemin. Haechan dan Han datang padaku dan mengatakn kalau Jaemin selepas kelas Mandarin tadi jadi lebih diam." Jongin menatap tangga yang menuju ke kamar anak tunggalnya.

"Tapi kalau dipindah dia pasti akan lebih kesulitan" ujar Jongin.

"Aku tidak bisa melihatnya seperti itu terus, sekeras apapun usahanya, pasti Minhee akan menjatuhkan mentalnya kembali." Ujar Sehun.

"Aku pikir setelah dia ada bersama kita, mereka tidak akan mengganggu lagi, tapi kenapa sama saja?" Lirih Jongin, dia pikir dengan membawa Jaemin ke pelukan mereka, keluarga Na tidak akan membuat ulah lagi, meski Siwon dan Yoona tidak bertingkah lagi, masih ada Minhee di kelas Jaemin.

"Kita pikirkan nanti, segeralah mandi dan istirahat, hari ini kita makan di luar saja, sekalian menghibur Jaemin." Jongin mengangguk, dia segera ke kamar, sedangkan Sehun ke dapur untuk minum.

"Daddy" Sehun mendongak saat mendengar suara halus sang anak.

"Ada apa sayang?" Tanya Sehun, dia meletakkan gelasnya dan membalik badannya.

"Nana sedih dad~" Jaemin turun masih mengenakan seragamnya dan memeluk Sehun.

"Sedih kenapa hm?" Sehun membalas pelukan Jaemin, dan mengusap kepalanya lembut.

"Nana bodoh sekali ya dad?" Sehun menggeleng.

"Ani, waeyo? Dulu dad pernah bilang kan? Tidak ada anak yang bodoh, tiap anak punya kecerdasan dan keahlian masing-masing, teman Nana mungkin bisa dibidang akademik tapi Nana bisa di bidang seni, Nana pandai bermain piano dan biola, yang tidak semua orang bisa memainkannya, hanya Nana dan para penyuka musik yang bisa. Jadi jangan merasa bodoh, tidak ada yang bodoh, mudahnya ikan sangat ahli dalam berenang tapi tidak bisa memanjat, bukan berarti ikan itu bodoh, tapi karena itu bukan bidangnya." Jaemin terdiam dalam pelukan Sehun, lalu dia mendongak.

"Dad" Sehun menunduk dan melihat mata bulat Jaemin yang menawan.

"Terimakasih, Nana sudah lega." Jaemin melepaskan pelukannya dan mencium pipi Sehun.

"Nana mandi dulu ya dad~" Jaemin segera naik ke lantai atas.

"Ah baby bunny!" Jaemin berhenti dan berbalik.

"Ne?"

"Nanti kita makan di luar, mommy capek, tak apa kan?" Jaemin mengangguk.

[2JAE/JAEJAE] ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang