Bukan Mark yang seharusnya mengikuti kami, sekarang justru kamilah yang mengikutinya.Entah karena apa, tapi yang pasti jelas karena kami baru saja diiming-imingi makanan untuk sarapan.
Jadi biar kujelaskan dengan singkat. Awalnya, baik aku ataupun Haechan kukuh mencari rumah sakit dan membawa Mark untuk diobati karena kami tak punya perlengkapan untuk menjahit luka.
Sementara Jeno yang kebagian menyetir menggantikan Jaemin, hanya akan mengikuti saja kemana kami singgah sesuai keputusanku.
Tapi, Mark justru menolak. Di mulai dengan halus, hingga ia sempat berkata kasar karena frustasi dengan aku yang juga keras kepala.
Lebih singkatnya lagi, akhirnya baik aku ataupun Haechan menyerah saat Mark mengatakan jika ia tak hanya punya perlengkapan medis dan makanan tapi juga salah satu dari dua temannya sedang terluka dan butuh bantuan sekarang.
Dan begini lah kami sekarang, melangkah secara perlahan diantara reruntuhan bangunan yang sudah diledakkan oleh Mark dan teman-temannya untuk perlindungan diri.
Bukan termasuk dua orang yang sedang menunggunya itu.
Sepanjang perjalanan, Mark banyak menceritakan tentang dirinya dan juga teman-temannya. Dia bilang jika dirinya juga banyak berbuat kesalahan yang menyebabkan ia kehilangan semua temannya.
Bahkan dua zombie yang menjadi korban tembak Haechan adalah rekannya yang terinfeksi saat mereka keluar mencari suplai makanan sebelumnya. Dan dini hari tadi, Mark sendiri keluar dari tempat persembunyiannya dengan maksud mencari dokter di tempat ini.
Namun naas, bukannya menemukan seorang dokter, dia malah bertemu kembali dengan dua rekannya yang terinfeksi itu. Dan berakhir dengan dirinya yang terluka.
Aku dan Haechan pun merasa tak enak setelah tau siapa dua zombie itu. Ya bagaimana pun juga, sebelum menjadi makhluk mengerikan itu, mereka adalah orang-orang yang berjasa menyelamatkan nyawa orang lain.
Sebenarnya Mark adalah polisi. Setelah virus menyebar, pemerintah segera mengungsikan para polisi dan tentara untuk sementara waktu. Dengan menghitung banyaknya para aparat yang selamat, pemerintah pun sudah mulai menurunkan satu persatu tim penyelamat yang terdiri dari beberapa polisi, pemadam kebakaran, dan juga tentara.
Dan dua yang dibunuh Haechan adalah dua rekan polisinya Mark.
Aku bahkan sadar, jika diam-diam Haechan mendekati Mark. Mungkin mencoba meminta maaf secara halus untuk keduanya teman Mark yang dia bunuh sebagai zombie.
Haechan tak sungkan mengajak pria itu bercanda, dan berbicara. Hingga berkali-kali Mark tertawa karenanya. Sedangkan aku dan yang lain hanya memperhatikan sambil tersenyum.
Kami turut senang untuk Mark yang kelihatannya jauh lebih baik. Padahal sebelumnya ia seperti mau mati saja.
" Hei, kau bisa tertinggal kalau jalan sepelan itu." Aku menoleh ke belakang dan Yangyang berdiri berkacak pinggang dengan sebuah tongkat baseball di tangan kanannya.
" Kenapa malah melihatku begitu?" Tanyanya risih karena aku terus memperhatikannya. Aku membelalak beberapa detik setelahnya, dan kembali melihat ke depan. Mendapati pria yang sedang menggendong Ningning yang ketiduran-ekhem tidur mulu-ternyata adalah Jaemin.
" A-apa? Sejak kapan?" tanyaku entah pada siapa. Ku lirik Yangyang sekali lagi. Ia kini menatapku aneh juga heran. Maaf tapi ku pikir yang menggendong Ningning di punggungnya itu adalah Yangyang.
Padahal kalau ku lihat-lihat lagi, dari segi pakaian pun baik Jaemin juga Yangyang jelas berbeda.
" Kau melamun ya? Apa kau mengkhawatirkan masalah narapidana itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Zee[✓]
Science FictionAku dituduh dan dihukum untuk hal yang tidak pernah kuperbuat,... Aku, dituduh membunuh seseorang yang bahkan tidak aku kenal.... Pada hari dimana seharusnya keadilan ditegakkan, tidak ada satupun yang menolongku. Semua memilih menutup mata. Dan akh...