30 -Repeat memory-

306 49 15
                                    

Usianya baru menginjak 31 tahun kala itu. Ia wanita yang cantik, dan orang-orang menyebutnya sangat manis dengan pipi chubby bak remaja 20-an.

Ia sudah menikah, tentu. Bahkan sudah memiliki dua anak yang sama imutnya dengan sang ibu.

Si sulung bernama Kim Yeri--sangat mirip dengan namanya, tidak lebih tepatnya adalah itu namanya dengan menghilangkan satu huruf terakhir-- dan yang kedua adalah, Kim Sunoo.

Kalian tentu mengenalnya, kan?

Nah, disini kita berbicara tentang kisah keluarga Sunoo yang sesungguhnya.

Ibu Sunoo adalah seorang dokter, cantik, berprestasi, dan baik hati. Wanita itu bahkan memiliki pekerjaan tetap. Berbanding terbalik dengan ayah Sunoo yang hanyalah seorang tamatan SMA. Meski dikenal gagah, sayangnya garis kehidupannya tidak begitu bagus.

Wataknya pun berkebalikan dengan Yerin.

Suatu hari, kepala rumah sakit tempat Yerin bekerja, bertanya padanya.

"Apa kau punya lisensi mengurus anak dengan baik?"

Tentu hal itu membuat Yerin tertawa jenaka.

"Apa bapak lupa? Saya bahkan sudah melahirkan anak sendiri, sudah 2 pula."

"Ah, astaga. Aku lupa, ahahhaa. Wajahmu tidak menampakkan kerutan setelah melahirkan sih, aku jadi cuma ingat kalau kau sudah menikah ahahaha. Lagipula kamu awet muda dan aku pikunan."

Lalu sehari setelahnya, Yerin dipertemukan dengan seseorang. Dia adalah Osaki Nakawa. Seorang diplomat Jepang, yang juga memiliki bisnis besar di Korea Selatan. Katanya, rumah sakit tempat Yerin bekerja juga dibangun atas nama Osaki Nakawa. Dan hampir semua peralatannya, berasal dari satu perusahaan yang sama, HI-TECH. Perusahaan yang dipimpin oleh Nakawa juga.

"Apa kau bisa mengurus anak-anak?"

Yerin tersenyum lembut. "Ya, tentu Tuan Osaki."

Osaki Nakawa berdeham pelan dan mengangguk paham. Ia lalu mengeluarkan sebuah cek dari saku jasnya.

"Aku ingin kau menjadi dokter pribadi anak-anakku. Terutama anak perempuanku, ia kelihatan tidak sehat, tapi kami tidak bisa membawanya kerumah sakit."

Ia melanjutkan,"Beberapa waktu lagi, putriku harus mengikuti sebuah olimpiade sains tingkat Nasional yang tidak boleh ia lewati. Jika ketahuan sakit, maka pihak sekolah tak akan mengijinkannya untuk mengikuti olimpiade itu. Kau mengerti kan?" katanya sambil menyerahkan cek yang sudah dibubuhi oleh angka sebelumnya.

Dengan tangan gemetar, Yerin menerima cek itu.

"Untuk satu bulan, apa cukup?" tanya Osaki Nakawa.

Yerin terdiam. Ia bersedih untuk anak gadis tuan Osaki itu. Namun, apa ia bisa menjaganya ketika bekerja dirumah sakit? Atau ketika kedua anaknya masih membutuhkan dirinya?

Tapi nominalnya...suaminya pasti akan senang begitu melihat cek ini dan tak akan marah-marah lagi padanya atau kedua anaknya.

"Untuk rumah sakit, kau tidak perlu khawatir. Ketika anakku sudah membaik dan kau ingin kembali bekerja seperti biasa, maka itu bisa kuurus." ujar laki-laki itu.

Yerin, memiliki perasaan berbeda untuk ini. Meski ia tak membenarkan kelakuan Tuan Osaki yang menurutnya egois, namun ia juga tak ingin mengatakan sesuatu yang mungkin bisa menyinggung pria itu.

"Akan...saya pertimbangkan." jawab Yerin sambil menunduk dan menatap cek ditangannya.

"Baiklah, kalau begitu tak ada lagi yang akan kukatakan. Lebih dari itu, kuharap kau mempertimbangkan tawaran ini dengan baik."

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang