Giselle mendudukkan dirinya diaspal begitu saja didepan dinding sebuah gedung. Ia sedikit memijat pelipisnya, merasakan sakit kepala yang tiba-tiba mendera.Ia jadi teringat dengan kecelakaan bersama Yangyang dulu.
Ah, Giselle sekarang jadi memiliki banyak kenangan tentang pemuda itu.
Gadis itu tersenyum tipis mengingat betapa baiknya pria bernama Liu Yangyang, yang dikenalnya sejak bencana ini terjadi. Sesungguhnya, Giselle tidak pernah menyangka kalau dirinya akan seketergantungan ini dengan Yangyang.
Bahkan sekarang, ia ingin pemuda itu muncul disana dan membawanya berdiri lalu memeluknya.
Tapi tiba-tiba, Giselle langsung menggeleng dan menepuk-nepuk keras kedua pipinya. Ups, pipi Giselle memerah.
"...A-apa yang aku pikirkan..?" gumam Giselle sambil tersenyum konyol.
Jeongin melirik gadis itu, sambil menggumam. "..Hmmm..?"
PRAKKK
Lalu pemuda itu mendongak dan mendapati sebuah Kursi yang terlempar jatuh ke arah mereka atau lebih tepatnya ke arah...
...Giselle..
Mata Jeongin melebar lalu segera melangkah menuju tempat Giselle yang juga tengah mendongak ke atas.
Suwoon dan Haruto hanya mampu berteriak karena jarak keduanya memang yang paling jauh dari Giselle, sementara Jeongin masih berusaha menggapai gadis itu.
Tapi, bukannya segera menghindar dari bahaya, Giselle malah terdiam dengan pandangan melebar dan kosong.
"KAK GISELLEEE!!" teriak Jeongin, lalu menarik lengan Giselle hingga kepalanya menubruk dada Jeongin lalu keduanya jatuh tersungkur bersama-sama.
"Akhh..!"
"Aduhh!!"
BRAAKK
Kursi itu jatuh ke aspal dan hancur berantakan di depan mata Jeongin.
"K-kak...nggak papa?" tanya Jeongin panik lalu memperhatikan kondisi Giselle. Giselle mengelus kepala, lalu beralih pada lututnya.
"Hanya sakit sedikit hisss...kau sendiri..?" tanya Giselle balik seraya mengusap lengan pakaiannya yang kotor.
Jeongin mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan telapak tangan pada Giselle. Pemuda itu menyengir lebar sambil meringis. "Tanganku hanya sedikit merah kak." tukasnya.
Giselle terdiam. Matanya memburam melihat Jeongin yang mengingatkannya pada seseorang.
"Itu berbahaya..." gumam Haruto sambil mendekat pada keduanya, juga mendongak memperhatikan ke atas.
"... Suwoon, hati-hati. Disini banyak pecahan kaca." ujar Jeongin.
Suwoon pun terlihat menjaga langkahnya dengan hati-hati, sambil terus-menerus menunduk guna memperhatikan pijakannya.
Giselle masih berusaha berdiri sebelum tiba-tiba ucapan Haruto menginstruksi kegiatannya.
Ia, Jeongin dan Suwoon, reflek ikut melihat keatas.
Bola mata Giselle rasanya hampir keluar saat itu, kala menangkap siluet seorang gadis berambut panjang yang ia kenal, tengah melongokkan kepalanya keluar dari jendela.
Lalu berteriak, membuat Giselle yakin jika itu adalah orang yang dia kenal.
"KAK GISELLEEE!!! TOLOONGG NINGNIIINGGG!!"
Deg!
"...Ning...ning?" gumam Giselle sebelum berlari kalang kabut mencari pintu masuk ke dalam gedung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Zee[✓]
Science FictionAku dituduh dan dihukum untuk hal yang tidak pernah kuperbuat,... Aku, dituduh membunuh seseorang yang bahkan tidak aku kenal.... Pada hari dimana seharusnya keadilan ditegakkan, tidak ada satupun yang menolongku. Semua memilih menutup mata. Dan akh...