21

349 64 4
                                    

Dalam keadaan mengkhawatirkan ini, bisa-bisanya Jaemin berkata semua akan baik-baik saja.

Bahkan, Ningning yang tidak mengerti apa-apa bisa tahu jika lelaki itu tidak baik-baik saja.

"Hentikan kak." ujar gadis itu menahan lengan Jaemin yang terus bergerak memukul-mukul kepalanya. "Jauhin kakak Ning," Lirih lelaki itu lalu menghempaskan tangan Ningning kuat, hingga tanpa ia sadari Ningning sedikit tersungkur.

Ningning meneteskan air matanya. Sekarang ia sendirian, tak ada lagi yang bisa menemaninya. Jaemin bahkan tidak peduli lagi padanya. Lelaki itu hanya fokus dengan ketakutan dalam dirinya.

Ketakutan akan menyakiti orang lain.

Mereka sudah terpisah, Ningning dengan Jaemin. Dan sisanya entah pergi kemana. Padahal, baru saja mereka merasa aman dengan kedatangan beberapa orang baik yang menolong mereka. Tapi sayang, semuanya begitu cepat tergantikan dengan kekhawatiran dan rasa takut.

Flashback

Karina menatap punggung pria yang kini memapah Mark di depannya. Ia menoleh kebelakang, dan ada beberapa orang lagi yang mengikuti mereka juga membopong teman-temannya yang lain.

Gadis itu bersyukur karena masih bisa berjalan bersama teman-temannya seperti ini.

"Hai." sapa seseorang yang merupakan satu-satunya perempuan dalam kelompok itu.

"Hai." ujar Karina menyapanya balik. Kedua gadis itu melempar senyum. "Apa kau terluka?" tanya gadis tadi. Ia menenteng sebuah kotak putih berukuran sedang yang Karina tahu itu adalah kotak P3K.

Kemudian Karina menggeleng, karena memang dirinya baik-baik saja. Perempuan disampingnya tersenyum lagi. Meski begitu, dia tahu jika Karina syok.

"Kalau begitu, banyak minum air ya? Kau terlihat syok." Sebelah tangannya mengulurkan sebotol air mineral dan langsung diambil oleh Karina. Tak lupa, gadis itu mengucapkan terimakasih.

"Maaf sebelumnya," Karina berhenti berbicara menunggu gadis itu menoleh padanya," sebenarnya, kalian ini siapa?" tanya gadis itu karena merasa asing dengan orang-orang ini. Di tambah dengan pakaian yang mereka kenakan. Jelas bukan berasal dari Korea Selatan sepertinya.

"Kami adalah sebuah perkumpulan. Bukan orang jahat, tapi bukan orang baik juga." jawabnya sedikit pelan. Kemudian perempuan itu menunduk dan diam. Karina sedikit menjaga jarak begitu mendengarkan kata-kata diakhir kalimatnya. Alisnya menukik tajam.

"Aku tidak mengerti. Kalau bukan orang baik, kenapa kalian membantu kami?"

Perempuan itu mengangkat kepalanya yang sudah tidak terhalang oleh helm apapun.

"Karena kalianlah misi kami, terutama Aeri Osaki." jawabnya lugas. Karina semakin tak mengerti. Baru saja bibirnya terbuka untuk berbicara kembali, ia terhenti kala salah satu dari pria pada kelompok itu berbicara tepat pada sisi sampingnya yang lain.

"Intinya, selama kalian bersama kami, kalian aman. Apalagi jika kalian benar-benar mengenal Giselle dan tahu dimana dia berada."

Karina mengangguk mengerti. Meski tersisa rasa curiga dalam hatinya.

"Dan aku Lucas. Orang yang mengenal Giselle selama setahun di penjara!" imbuhnya entah menyombong atau apa. Yang pasti, perempuan disamping Karina jadi jengah sendiri.

"Cih, jadi langganan ketemu polisi aja bangga." cibirnya.

Dan sekarang Karina bingung.

"Maaf...tapi...apa katamu tadi?" tanya Karina sekali lagi memastikan apa yang dikatakan lelaki bernama Lucas itu tidak salah.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang