"ADA ZOMBIE DI KAMARKU!!" Karina berlari keluar dan langsung menubruk tubuh Mark.
"Apa?!! Karina??" Mark tak percaya mendengar teriakan gadis itu. Sementara Karina langsung bangkit dan bersembunyi dibalik tubuh Jisung yang tinggi.
"To-tolong..." ucapnya gemetaran.
Jisung pun dengan hati-hati masuk ke sana, meninggalkan Winter dan Karina juga Mark yang masih kebingungan.
Begitu kepalanya masuk, Jisung dibuat terlonjak melihat sosok zombie yang tengah merangkak-rangkak mencoba melepaskan diri dari jeratan tali tipis yang mengikat pinggangnya.
Tapi kemudian, Jisung menghela nafas.
"Zombie itu bahkan tak bisa berjalan, dan lihat? Dia diikat." dengusnya.
Karina menarik nafas pelan. Ia menggigit bibir bawahnya lalu menelan salivanya sulit."Kau tau...tadi dia berdiri dengan tegak, bahkan siap melepaskan diri dari jeratan itu jika saja aku tidak memukul kakinya dengan tiang infus." Karina menunjuk tiang infus yang berada tak jauh dari posisi zombie itu.
"Lalu kenapa kau tidak langsung keluar saja?"
"Pintunya dikunci! Sungguhan! Tadi pintunya tak bisa dibuka dan aku terus berusaha mendobraknya!" gadis itu tiba-tiba meringis pelan sambil menyentuh kepalanya.
"Kak Karina, kau tidak apa-apa?" tanya Winter panik.
"Ti-tidak, hanya saja tadi kepalaku terbentur pintu." katanya berbohong.
Padahal, dia memang sengaja membenturkan kepalanya agar pintu itu terbuka. Usahanya sia-sia, dan kepalanya selalu sakit setiap detik.
"Kalau ada tiang infus itu, kenapa kau tidak langsung saja membunuhnya?" tanya Mark, kini dia bergabung dengan pembicaraan mereka.
"Aku sudah berusaha." Karina menghela nafas lagi."Tapi zombie itu tak mati dan malah mengganas. Aku pun berakhir mematahkan kakinya karena ku yakin jika kakinya patah, sekalipun dia tidak terikat dia tidak akan bisa memakanku." jelas Karina.
"Woaw~ itu pemikiran yang keren." komentar Jisung.
"Yasudah, tunggu apa lagi? Ayo kita ke atap!" ajak Winter bersemangat. Dia senang sekali karena Karina juga akhirnya dapat ia temukan.
"Tunggu...kalian mau kemana? Memang kenapa disini?"
Mendengar pertanyaan Karina, mereka bertiga tertegun.
"Kau...tidak diberitahu?" tanya Mark hati-hati. Tentu saja karena tak paham, Karina menggelengkan kepalanya.
Jisung langsung menepuk keningnya dan berdesis pelan. Terdengar sebal sekali.
"Selain pria yang jahat, Osaki Nakawa juga pria yang licik." katanya.
Mark dan Winter menatapnya penuh kecurigaan, kecuali Karina yang kebingungan. Jisung pun tersenyum kecut melihat mereka.
"Aku harap kalian tidak kaget lagi dengan hal ini." ujar pemuda itu.
Winter mengerutkan keningnya.
"Jangan bilang soal semuanya...?"
"Nanti akan dijelaskan, sekarang waktunya sedikit dan kita harus memulai perjalanan yang panjang."
Jisung kembali pada kursi roda yang diduduki Jeno. Pemuda itu melangkah lebih dulu membuat Winter, Mark dan Karina berjalan menyusul.
"Apa..tak masalah jika aku ikut, dengan kalian?" tanya Karina bimbang.
Winter mengibaskan tangannya, seolah-olah berkata 'itu tak akan menjadi masalah'."Kau ini bicara apa sih kak? Tak apa-apa! Jisung saja tidak mempermasalahkannya kok!" jawab gadis itu percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Zee[✓]
Science FictionAku dituduh dan dihukum untuk hal yang tidak pernah kuperbuat,... Aku, dituduh membunuh seseorang yang bahkan tidak aku kenal.... Pada hari dimana seharusnya keadilan ditegakkan, tidak ada satupun yang menolongku. Semua memilih menutup mata. Dan akh...