"Cari lawan yang seimbang dong. Gak keren kalau kau menang melawan anak kecil dan seorang gadis."
zombie itu sekali lagi menggeram marah. Ia pun berlari dan menerjang tubuh Sunoo hingga terjatuh.
"Aduh!! BERATTT TAUU!!!" teriaknya ketika zombie itu menindih tubuh kecilnya. Tanpa membiarkan Sunoo melakukan hal lain, zombie itu langsung mencekiknya.
"Ma...ti...kau..!!" rutuknya samar.
"Ukh..! Ja-jangan mengada-ada! A-a-aku tidak bisa mati seperti ini...!!" balas Sunoo dengan nafas tersendat. Ia melirik Jeongin yang kini kesulitan berdiri lalu Giselle yang mencoba melepaskan dirinya dari tawanan zombie lain, juga Ningning yang tengah melihatnya dengan penuh kekhawatiran. Namun, tak bisa membantu.
Dan Suwoon yang menatapnya dari balik punggung Ningning. Bocah itu terlihat ketakutan.
Aneh, pikir Sunoo.
Padahal tadi, bocah itu bahkan tak gentar memukul zombie. Kenapa sekarang dia malah takut sampai menangis begitu?
"He...he...he...."
Sunoo tertawa lirih. Napasnya benar-benar sesak.
"Sebaiknya kau yang....hh...mati zombie sial*n!!"
BUAK!
Jeongin berdiri tegap, kedua tangannya dengan erat memegang sebuah balok kayu yang baru saja ia gunakan untuk menyelamatkan Sunoo.
"Lumayan...kak Jeongin, terimakasih." ucap Sunoo sambil mengambil napas tak beraturan.
"A-aku, yang harus berterimakasih pada kalian." jawab Jeongin sambil menggeleng pelan dan tersenyum.
Zombie tadi tergeletak begitu saja. Kepalanya tidak hancur hanya retak. Namun ia masih membuka matanya lebar-lebar.
"Sudah mati belum?" tanya Jeongin.
Sunoo mengendik. Tapi kemudian, dia langsung menarik Jeongin mundur."BELUM!!"
"AARGHHH!!"
Kedua laki-laki kompak menoleh. Giselle terlihat kelelahan. Rambutnya berantakan dan ranselnya terlempar entah kemana. Bahu bajunya juga robek.
"Cih! Makanya jangan main-main dengan kami, gadis bodoh!!" teriak Hwa-Suk marah. Ia maju, dan menarik kerah kemeja yang digunakan Giselle dengan sebelah tangannya. Yang sebelah lagi tak bisa digerakkan karena serangan Giselle sebelumnya.
"Katakan! Siapa diantara kalian yang bernama Sunoo?!!"
Giselle membungkam mulutnya sendiri. Ia menatap bengis muka menjengkelkan di depannya sebelum mengangkat tangannya dan menancapkan sebuah kaca ke mata Hwa-Suk.
Sontak, lelaki itu menjerit keras dan melepaskan tangannya dari Giselle.
"BANG***!!! BUNUHH DIAAA!! AAARGGHHH!!! CEPATTT BUNUH GADIS INI!!!" teriaknya nyalang sambil menutupi mata kirinya yang kini mulai berdarah. Banyak sekali.
Giselle tersenyum puas. Sekilas, senyumnya jadi mirip psikopat.
Hwa-Suk kembali menjerit, sebab zombie tadi tak juga bergerak untuk membunuh Giselle. Ia tertegun layaknya manusia biasa. Seolah-olah ia juga takut. Apalagi melihat Giselle yang kini bisa berdiri normal seperti belum terluka.
Padahal, mereka sejak tadi berkelahi dengan saling mempertaruhkan nyawa masing-masing.
Tapi sekali lagi, jeritan terdengar dan cacian keluar dari mulut sampah Hwa-Suk. Zombie itu pun akhirnya maju dan bersiap dengan pukulannya. Dan Giselle menghindar dengan cepat.
Giselle melewati zombie itu, dan menusukkan kaca yang ia pegang tadi pada bahunya. Lalu berbalik dan menendang punggung zombie yang tengah lengah itu hingga jatuh tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Zee[✓]
Science FictionAku dituduh dan dihukum untuk hal yang tidak pernah kuperbuat,... Aku, dituduh membunuh seseorang yang bahkan tidak aku kenal.... Pada hari dimana seharusnya keadilan ditegakkan, tidak ada satupun yang menolongku. Semua memilih menutup mata. Dan akh...