20

393 63 12
                                    

CKLEK

Aku terdiam ditempat saat seseorang membuka pintu dari dalam.

"Yoshi?"

"Aeri?"

Pria di samping Yoshi membelalak dan langsung menyuruh kami untuk masuk sebelum beberapa zombie yang mengejar kami di belakang sana sampai kemari.

Yoshi menarik tanganku dan langsung membawaku masuk ke dalam gedung itu, begitu pula Yangyang dan Suwoon.

"Kak Yoshi, kau kenal gadis ini?" bisik laki-laki dibelakang Yoshi. Aku terdiam dan hanya mendengarkan saja.

"Iya, dia temanku." jawab Yoshi dengan senyuman sembari menatapku. Tanpa di duga, orang ini menarik kembali tanganku dan memelukku erat. Tentu saja aku terkejut dan berusaha lepas. Namun bisikan kecilnya membuatku terdiam juga sedih.

Yoshi, bisa dibilang dia adalah temanku sejak sekolah dasar hingga menengah pertama. Dia adalah seorang anak baik hati yang jarang berkomunikasi dengan orang lain. Jawabannya adalah karena dia berasal dari Jepang, dan tidak terlalu pandai berbicara hangul.

Dan karena aku satu-satunya yang bisa berkomunikasi dengan Yoshi, terkadang aku membantunya dalam belajar kala itu.

Aku bahkan masih ingat saat pemuda ini memohon padaku agar menjadi temannya ketika kami naik kelas 2. Sedih sekali rasanya. Sudah 12 tahun berlalu ternyata. Aku yang saat itu tidak punya teman tentu saja tak masalah.

Toh, menyenangkan memiliki teman baik seperti nya.

Yoshi melepaskan pelukannya dan menatapku sendu.

"Kenapa kau semakin kecil saja?" tanyanya bergurau namun tak lepas menatapku dengan khawatir. Lalu sedetik kemudian, Yoshi menepuk keningnya kencang.

"Astaga! Aku lupa memperkenalkan kalian. Ah Aeri, ini Yedam dan Haruto, dan yang di ujung sana adalah Jeongin." aku menoleh pada mereka satu persatu.

Di ujung aku menemukan seorang pemuda yang mungkin seumuran dengan seseorang yang aku kenal, terlihat murung dan terus menunduk.

"Dia terpisah dari kakaknya." Terang Yoshi saat aku memperhatikan laki-laki itu. Suwoon mungkin mendengarnya dan berlari begitu saja menghampiri pemuda yang rupanya memiliki mata sipit seperti rubah itu.

"Kakak, mau permen?" tawar anak itu. Pemuda bernama Jeongin itu menoleh pada kami semua lalu kembali menatap Suwoon. Sebelah tangannya terangkat dan menengadah.

"Mana?" tanyanya sedikit serak, dan Suwoon merespon dengan mengeluarkan sebungkus permen lolipop kecil. Suwoon memberikan itu pada Jeongin yang kemudian dibalas dengan senyum kecil.

"Terimakasih." Ucap Jeongin dan Suwoon hanya mengangguk, lalu mereka duduk bersama sambil sesekali berbicara kecil.

"Dia benar-benar seperti bayi besar." komentar Yangyang yang berada di belakangku.

"Oh iya," celetuk pemuda itu, lalu mengulurkan tangannya ke depan. Pada Yoshi dan kedua laki-laki yang ada disamping pemuda itu.

"Aku Liu Yangyang," ujar Yangyang pada mereka.

Membalas jabat tangannya, Yoshi dan kedua temannya mengulangi perkenalan mereka tadi.

Yoshi akhirnya mengajakku ke kafetaria gedung yang kebetulan masih berada di lantai satu. Sementara mereka beristirahat di basement gedung.

"Kenapa Basement?" tanyaku menyela penjelasan Yoshi. Yoshi yang duduk tepat didepanku menatapku dengan gemas.

"Nyatanya basement gedung jauh lebih aman dari kafetaria Aeri, lihatlah keluar jendela." seperti yang dikatakannya, aku beranjak dari duduk ku dan melihat keluar jendela yang entah mengapa di tutupi tirai.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang