Aku terdiam di tempatku berdiri. Menatap ke depan dengan pandangan tak percaya.
"Aku tidak tahu kalau mereka bisa menerobos jendela." tukas Yoshi dengan pandangan kosong.
Ia dan Yangyang mundur dari pintu basement, lalu menoleh pada ku juga yang lainnya. Pintu basemen dipukul sangat keras saat Yoshi berlari pada kami bersama dengan Yangyang.
"Giselle! Ayo pergi!!" seru Yangyang lalu menarik tanganku. Begitu juga Yoshi yang langsung membawa Haruto serta Yedam yang terlihat linglung. Disebelah ku ada Jeongin dan Suwoon yang juga berlari dengan tergesa. Pintu basemen dari dalam gedung sudah dikepung zombie.
Satu-satunya jalan keluar dari sini yaitu pintu basemen yang langsung menuju ke gerbang keluar. Dan aku tidak yakin jika disana aman.
"Tunggu! Tunggu! Tunggu!!" seruku lalu berhenti berlari, membuat Yangyang mendelik penuh protes. "Apa lagi??!" sahutnya tergesa.
Aku menggeleng kecil.
"Bukannya di depan sana jauh lebih tidak aman ya??" tanyaku cemas. Yoshi ikut menghentikan laju larinya, lalu menoleh. "Setidaknya, kita bisa menghadapi zombie diluar nanti. Yang di dalam sana sangat banyak, Giselle. Aku tidak yakin ada jalan aman lain selain yang satu ini." ujar pemuda itu menunjuk pada pintu di depan kami.
Aku gemetar, lalu menunduk dalam. Memperhatikan sepatu tali yang kupakai lalu menahan nafas getir.
"Aku lelah..." hembusku jengah. Aku benar-benar lelah. Semua ini...tidak ada habisnya membuatku jengah dan kesal.
"Aku ingin berhenti berlari, dan aku ingin menyerah...aku mohon, biarkan aku disini sendiri." ujar ku masih sambil menunduk. Menunggu kelima orang disana untuk merespon hingga seseorang berlari padaku dan langsung mengangkat tubuhku.
Yangyang, menatapku tajam sebelum memperbaiki pangkuannya padaku.
"Sebelum kau menyerah, akan ku pastikan kau benar-benar aman lebih dulu. Dan tolong jangan bicara sembarangan, Aeri Osaki. Nyawamu berharga, begitu juga yang lain." ujarnya penuh penekanan sebelum kembali berlari.
Yoshi mengangguk lalu berlari di depan. Aku berhenti tepat di depan pintu. Yoshi terlihat bersiaga dengan alat pemukulnya, sementara Yedam bertugas untuk membuka pintu.
Dan saat pintu terbuka--
GRAAHH!
"AAAAAAAAAAA!!"
Aku reflek berteriak saat sosok zombie menyeramkan langsung menerjang, begitu pintu terbuka.
BUK
CRASSHH
Tapi, sebelum makhluk itu masuk Yoshi langsung memukul kepalanya hingga hancur tepat di depan mataku.
Semua orang terbelalak. Aku ya..jangan ditanya.
Rasanya seperti bernostalgia dengan aroma memuakkan para zombie ini.
"Kak Yoshi ...astaga.." Haruto yang berada di depat Yangyang pun tidak urung terkena cipratan darah zombie itu. Ia mengeluh sambil memperhatikan tubuhnya dan mengendus-endus jijik.
Jeongin dan Yedam sontak bergidik. "Hiihh~"
Yangyang menurunkanku, lalu melepas kemeja luarnya. Menyisakan kaus hitam lengan panjang yang pas di tubuhnya yang kupikir kecil.
Dengan telaten, pemuda ini mengelapkan kemeja itu dibawahku. Aku bisa merasakan jika dia juga sangat berhati-hati.
Ehm..wow
Aku merasa....seperti sangat berharga.
Hei, bolehkah aku berharap padanya?
(Tanyakan pada arbei ya, mbak jijel🤗)
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Zee[✓]
Science FictionAku dituduh dan dihukum untuk hal yang tidak pernah kuperbuat,... Aku, dituduh membunuh seseorang yang bahkan tidak aku kenal.... Pada hari dimana seharusnya keadilan ditegakkan, tidak ada satupun yang menolongku. Semua memilih menutup mata. Dan akh...