45

392 55 8
                                    

DOR!!

GRAAAAAAAHHH!!

GROOOAAAAAAAA!!!

DOR!!

DORR!!

Ah, suasananya masih sama. Memacu adrenalin dan membuat detak jantung ini berdegup kencang setiap kali menyadari jika kini kami masih dalam kondisi yang penuh kekacauan.

"Kenapa kau ada disini?"

Sunoo menyodorkan sebuah amunisi baru padaku. Aku mengambilnya dan berpikir sebentar.

"Entahlah, disini aku merasa senang. Dan karena disini, aku bisa memastikan kalian baik-baik saja." balasku, lalu mengarahkan pistol yang kupegang pada kepala salah satu zombie yang tersangkut pada jari-jari mobil.

Dari tadi, tangannya terus berusaha menggapai Haruto yang hanya diam sambil menutup matanya erat.

"Bocah itu mau mati?" gumam Yangyang disampingku. Ia terdengar keheranan dan tak habis pikir.

"Kalau jadi dia, aku juga akan melakukan itu ditengah-tengah kekacauan ini. Lagipula, kapan lagi bisa santai?" tukas Sunoo.

Ia menyilangkan kedua tangannya ke belakang kepala, lalu bersandar dan menutup matanya. Tambahan, ia juga melipat kedua kakinya, menyilang. Persis seperti bos besar.

Yangyang menoleh heran padaku. Dia kembali bertanya."Dimana kau menemukan orang ajaib ini?"

Aku tersenyum kecil, sembari menarik pelatuk pistolku. Suara bising itu kembali terdengar. Tak hanya dariku, dari dua orang yang duduk didepan juga orang-orang yang ada di mobil Jeep satunya.

Jalanan tak hanya penuh oleh suara-suara para zombie. Suara desing peluru juga deru mobil membantu mendominasi.

Agak aneh, tapi aku merasa tenang, senang dan nyaman.

Kemudian, aku duduk dan tak lagi memikirkan untuk menembaki zombie yang ada. Aku ingin bersantai.

Kapan terakhir kali aku bersantai? Entahlah, aku juga tidak tahu.

Aku menatap semua orang yang berada disekitarku. Satu-persatu, mencoba memahami bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya saat ini dibalik raut wajah itu.

Sunoo, Ningning, Jeongin, Suwoon, Haruto dan Yangyang. Aku juga melirik ayah yang duduk tepat di mobil bagian depan.

"Aku senang untuk kalian." ujarku perlahan.

Mereka yang sudah menutup mata, membuka matanya secara perlahan dan fokus menatapku.

Aku kemudian menyunggingkan senyum kecil lagi."Nah, kita sudah 80% selamat. Setidaknya untuk saat ini, dan sejujurnya aku sangat senang untuk itu." aku kembali menambahkan.

"Tapi, kau gagal pergi ke Busan kak." ucap Jeongin kemudian.

Yangyang pun langsung menoleh padaku."Iya, itu benar! Kau bilang ada beberapa masalah yang harus diselesaikan disana kan??"

Aku menganggukkan kepala.

"Iya, tapi saat ini aku sedang tidak memikirkannya. Itu akan kuurus nanti."

Aku menoleh pada Sunoo, dan ia mengangguk-angguk.

"Aku masih heran dengan semua ini. Bagaimana bisa, zombie itu adalah ayahmu?" tanya Yangyang, menunjuk ayahku dengan isyarat.

"Bisa, karena sebelum kak Giselle lahir, pria itu hanyalah manusia biasa. Tapi setelah kak Giselle dilahirkan, dia bertranformasi menjadi zombie yang tertidur bertahun-tahun seperti Aurora. Lalu terbangun, dan hanya memikirkan keadaan anak dan istrinya." Sunoo menyerobot, memberi jawaban sekaligus penjelasan.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang