17

363 67 0
                                    


"  Kakak kapan akan bangun?" tanya Suwoon pada Yangyang yang baru saja selesai membalutkan kain kasa dan perban di kepala tangan dan kaki Giselle.

Yangyang diam-diam menghela nafas berat. Ia merangkulkan sebelah tangannya pada bocah laki-laki itu dan membawanya duduk dipangkuan Yangyang sendiri.

" Giselle sepertinya kelelahan. Dia akan beristirahat sebentar. Oh iya, aku boleh tanya sesuatu?" Suwoon yang sudah melingkarkan tangannya di leher Yangyang mengangguk lucu.

" Siapa,...mayat wanita dibawah?" Kepala Suwoon meneleng bingung. " Siapa?" Tanyanya membuat Yangyang ikut mengernyit bingung. Ia mengusak rambutnya pelan.

Jadi anak ini tidak mengenal wanita dibawah? Eh tidak, lebih tepatnya dia tidak tahu tentang wanita itu.

" Baiklah, aku tidak akan membahasnya." Bisik Yangyang lemah dan memperhatikan Suwoon kecil yang kini memainkan mainan mobil yang ia bawa dari kamar Biram.

Perlahan, diusapnya lembut surai coklat anak itu. Ia merasakan jiwa seorang kakak-nya  kembali menguar saat bersama dengan anak itu. Dia jadi teringat saat sering mengelusi rambut Ningning sambil memangku gadis mungil itu.

Dulu, adiknya sangat manja sampai-sampai Yangyang sering diejeki oleh teman sepermainanya, dan akan mengadu pada Renjun. Yangyang terkekeh pelan saat mengalami flashback pada masa itu. Masa dimana Ningning akan terus mengejarnya saat ia dan Renjun mau main bola berdua.

" Kakak..." Yangyang terbangun dari khayal nya dan mendapati Suwoon yang sudah turun dari pangkuannya. Memegangi perutnya yang kecil sambil merengut. Bibirnya mengerucut dengan lucu.

" Aku lapar.." sambungnya menunggu reaksi Yangyang. Yangyang sekarang jadi merasa...dia adalah adiknya sungguhan. Bocah laki-laki yang sebelumnya ketakutan setengah mati padanya itu kini sedang merengek seolah-olah mereka sudah dekat sejak lama.

" Aku tidak ada roti dan coklat lagi..." Suwoon menarik ujung baju Yangyang yang robek, dan memanyunkan bibir mungilnya untuk menarik simpati. " Oke, sebentar aku turun dulu." Yangyang menyingkirkan tubuh mungil itu dan berlalu turun untuk mengambil makanan dari dapur.

Pemuda itu berbalik saat hendak keluar pintu, ia melihat Giselle sebentar dan meminta Suwoon untuk menjaga gadis itu untuknya.

" Makanan ya..." gumamnya saat menuruni tangga. Ia berjalan ke arah dapur, namun menyempatkan diri melihat keadaan diluar dengan mengintip dari salah satu jendela di dekat pintu. Tak ada yang aneh, kecuali suara seperti seseorang mengendus dan sesuatu yang tiba-tiba muncul di depan jendela hingga laki-laki itu tersungkur kebelakang karena terkejut.

GRRAAAAHHHHH....

Yangyang mengatur nafasnya seketika saat kembali memperhatikan zombie didepan jendela itu. Makhluk itu tak menyadari keberadaannya tapi mungkin itu hanya sementara. Karena itulah, daripada mengambil resiko, pemuda itu menutup gorden dan segera kembali ke dapur untuk mencari makanan dan membawanya pada Suwoon.

" Kau sudah sadar?" tanya Yangyang saat kembali dari dapur. Ia dengan sedikit tergesa menaruh beberapa roti dan susu kotak dinakas dan duduk disisi ranjang tempat Giselle berbaring. Gadis itu masih terbaring lemah, namun ia sudah berbicara dan bisa merespon Yangyang dengan baik.

" Aku...tidak papa kok.." ujar Giselle seakan menjadi isyarat agar Yangyang tidak menanyakan masalah sebelumnya. Yangyang hanya mengangguk dan mengambil selembar roti tawar lalu memberikannya pada Giselle. Suwoon yang sebelumnya mengambil air putih hasil request Giselle dari kamarnya ikut mengambil bagian dan langsung menyeruput susu kotak yang dibawa Yangyang sebelumnya.

" Kau...percaya tidak kalau aku bilang masih ada zombie disekitar sini?" Giselle menghentikan kegiatan nya lalu menatap Yangyang dengan serius. " Sepertinya tempat ini tidak benar-benar aman." ujarnya lagi. Giselle kembali mengunyah makanannya setelah beberapa saat terdiam.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang