42

290 43 5
                                    

Aku bergerak gelisah. Beberapa menit yang lalu, Sunoo bilang akan pergi mengambil tas kami. Dan idiotnya pemuda itu tak mau siapapun menemaninya. Bahkan dengan enteng dia bilang,"Kalau ada yang ikut, malah hanya akan menambah kesulitan untukku."

Memangnya dia bisa bebas dari zombie-zombie itu begitu saja?!

Tapi sangat jauh berbeda denganku, Ningning malah tak terlihat khawatir. Gadis itu bahkan sudah asik bermain tebak kata dengan Suwoon.

Aku rasa, ada yang aneh dengan ini.

"Ningning," panggilku pelan. Ningning menoleh dengan bingung. Gadis itu mendekat padaku yang tengah duduk di samping ayah. "Kenapa kak?" responnya kemudian.

Aku berdeham pelan. Rasanya, semua pertanyaanku tersangkut di kerongkongan. Apalagi sekarang, Jeongin dan Haruto juga ikut mendekat. Agak berjauhan sih dariku. Barang kali mereka masih takut pada ayah.

Sedangkan ayah, hanya diam sambil memperhatikan. Kupikir-pikir, dia jadi jauh lebih tenang sejak tangisan kami beberapa menit lalu.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Sunoo?" tanyaku tanpa basa-basi.

Tak kusangka, Ningning terlihat kaget dan gugup seketika. Benar dugaanku, ada yang aneh dari Sunoo dan Ningning mengetahui sesuatu.

Sekarang, ia jadi gusar sendiri ditempatnya. Ningning hanya diam meski nampak ingin berbicara. Gadis itu juga terlihat kebingungan disatu sisi. Ningning adalah pemikir yang buruk. Buktinya, dia terlihat frustasi karenanya sekarang.

"Jika kau tau sesuatu, tidak apa-apa. Katakan saja." aku kembali bicara, berusaha menenangkannya.

Ningning tampak masih menimbang sebelum helaan nafas berat terdengar darinya.

"Aku tidak tau kak Giselle, aku tidak tau boleh mengatakan ini padamu dan yang lain atau tidak." ujar Ningning pelan. Ia mendekatkan dirinya padaku dan duduk di sampingku.

"Sebenarnya, kita tidak perlu mengkhawatirkannya untuk masalah zombie ini, tapi..." gadis ini tidak melanjutkan membuatku diam penasaran. Bukan cuma diriku sih, Jeongin, Haruto, Suwoon juga seperti itu. Bahkan ayahku pun mendengarkan dengan seksama.

"Tapi...apa yang membuatmu berkata kita tidak perlu mengkhawatirkannya begitu kak Ningning?" tanya Haruto.

"Yah... itu bukan masalah utamanya sekarang. Kak Giselle," gadis itu menatapku lamat. Sepertinya, dia akan mengatakan sesuatu. Terlihat dari matanya, sorot keteguhan dan keyakinan yang seolah tak lagi menyimpan keraguan.

"Kakak ingat apa kata Sunoo tentang virus dan penyakit?" aku mengangguk. Sedangkan Jeongin dan yang lainnya diam. Mereka jelas tidak tahu tentang hal ini karena memang tidak mendengarkan percakapan kami waktu itu.

"Ada apa dengan itu?"

Aku ikut menatap Ningning dengan lamat. Kami saling menatap kelewat serius.

"Apa yang dikatakannya itu...itu nyata kak dan itu sudah terbukti." ungkapnya. Aku terdiam tak paham. Sebentar saja, biarkan aku mencerna semuanya."Apa ini tentang, virus zombie yang tidak mau menulari tubuh yang tidak sehat? Itu kan?" tanyaku memastikan.

Dan binggo! Ningning mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu pun kembali berbicara."Sunoo benar. Tubuh yang tidak sehat dan bugar tidak akan menjadi wadah yang sempurna untuk parasit seperti ini. Dan salah satu contohnya yang paling nyata, adalah Sunoo sendiri!" Ningning kembali berhenti. Kali ini, sorot matanya menyimpan kesedihan."Dia mengalaminya kak. Dia adalah salah satu pengidap Leukimia, yang untungnya berkembang lambat. Bahkan tidak menimbulkan banyak gejala. Eh tidak menimbulkan gejala sama sekali kalau tidak salah." papar Ningning. Gadis itu malah terlihat kebingungan dengan penjelasannya sendiri.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang