43

266 46 3
                                    

"huh..."

"Huh...huh..."

"Aku capek!" Dahyun mengeluh, lalu duduk tanpa memperdulikan teman-teman juga kakaknya yang sudah berlari di depan. Doyoung pun langsung berhenti dan berdecak namun tetap kembali menghampiri Dahyun.

"Ayo cepat! Sebelum zombie-zombie itu mengejar kita!!" serunya jengkel.

Dahyun dengan malas mengikutinya.

Sebelumnya mereka memang sudah dekat dengan arah suara tembakan tadi. Tapi begitu mendengar suara geraman-geraman yang sudah tak asing lagi, mereka semua langsung memutuskan untuk berlari.

"Hei! Orang gila!!! Dia mau membiarkan zombie-zombie itu keluar dan membunuh kita!!"

"Kita tinggalkan saja orang tua itu! Paling dia sendiri yang akan mati karena zombie-zombie itu!"

"Bagaimana cara kita menjelaskannya pada bos besar nanti?!"

"Gampang! Kita pikirkan jika sudah sampai di markas! Ayo pergi!"

"Ayo!!"

Yuta berhenti berjalan dan mengintip dari balik tembok sebuah toko kelontong. Pemuda itu melihat ke sekitar. Tak jauh dari sana ada sekelompok orang bersenjata melarikan diri entah karena apa.

Tapi mencuri dengar pembicaraan mereka tadi, sepertinya mereka takut dimakan zombie.

"Hujannya merepotkan!" Dahyun mendumel. Gadis itu berisik sekali sejak hujan turun mengguyur kawasan dimana mereka berada kini.

"Lihat lelaki itu!" seru Lino sedikit memelankan volume suaranya. Tangan kirinya tetap menunjuk pada seorang lelaki paruh baya dengan penampilan yang berantakan yang sedang menahan pintu belakang sebuah gedung.

Entah menahan atau hanya bersandar, tapi entahlah. Namun Yuta yakin jika dia adalah orang yang dibicarakan oleh orang-orang asing tadi.

"Yuta, bukankan itu Professor Joonmyeon??"

Yuta memicingkan matanya, setelah mendengar perkataan Doyoung. Ditengah-tengah hujan, dia berusaha menelisik sosok berjubah dokter yang kotor oleh darah dan lepek oleh air hujan tersebut.

Setelah beberapa menit, Yuta pun yakin sebab melihat kembali proporsi tubuh lelaki tua itu yang tampak familiar. Pendek dan kecil. Ketika masih kecil dulu, dia sering melihat kedua orang tua angkatnya dibantu oleh pria itu.

"Kau benar, ayo kita dekati dia!" ujar Yuta.

Dia penasaran dengan apa yang terjadi dan mengapa pria itu ada disini, padahal setahunya Joonmyeon sedang bereksperimen demi menemukan vaksin bersama dengan peneliti-peneliti lain yang dipekerjakan di HI-TECH.

"Mungkin dia jenuh dengan rutinitas di laboratorium, makanya pergi? Lalu malah bertemu orang-orang jahat dan berakhir terdesak disini." celetuk Lino, seolah mencoba menjawab pertanyaan teman-temannya.

Tentu saja mereka semua mengenal Professor Joonmyeon. Ada juga yang mereka kenal dengan dekat yaitu Kim Sejeong, Im Nayeon serta Lee Jinki. Dan diantara mereka semua, pasti ada yang memiliki hubungan dekat. Seperti Lino yang merupakan keponakan Lee Jinki, atau Yuta yang memang sudah mengenal Joonmyeon dari dulu serta Doyoung yang merupakan tunangan dari Kim Sejeong.

Kim Sejeong juga keponakannya Kim Joonmyeon.

"Mana mungkin?" sanggah Byungchan.

"Teorimu terdengar sangat tidak masuk akal." sinis Doyoung membuat Lino menggaruk tengkuknya pelan.

Perlahan-lahan mereka mendekat pada gerbang yang masih tertutup. Namun, dibalik gerbang itu terlihat Joonmyeon yang sedang bersandar pada pintu bercat biru tua yang nampak berkarat.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang