Sebuah helikopter mendarat tepat diatas helipad yang sudah tersedia dilapangan besar dimana mereka hendak mendarat kini. Disekitarnya, terdapat gedung-gedung tinggi yang mengurung lapangan tersebut.
Seorang pemuda bertubuh tinggi keluar dari heli, ia memakai kacamata hitam dan berseragam khas tentara Korea Selatan. Rambutnya disugar, agar tidak menghalangi pandangan.
Tak lama, seseorang muncul dari kejauhan, mendekati ia dan heli yang kini sudah mati mesinnya. Sang pilot pun ikut keluar.
Jika Zhong Chenle punya, Jisung dan dirinya untuk tangan kanan, maka Sungchan memiliki Hamada Asahi juga Takata Mashiho yang selalu bisa diandalkannya termasuk untuk yang satu ini. Dimana Asahi menjadi Pilot dan Mashiho menjadi co-pilotnya.
Sungchan? Dia hanya duduk manis dikursi penumpang.
"Tuan Muda Jung Sungchan...apa aku benar?" tanya seorang lelaki berjas hitam, yang menyambut kedatangan ketiganya.
Sungchan melepaskan kacamatanya, dan tersenyum tampan."Ya, benar itu aku. Kau kakak tirinya Chenle, apa aku benar?"
Lelaki itu terkekeh pelan, lalu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Sungchan.
"Ya, itu aku, Wang Hendery."
Sungchan membalas jabatan itu.
"Bagaimana jika kalian masuk terlebih dulu? Disini udaranya cukup dingin, dan hari sudah gelap." ujar Hendery.
Sungchan dan kedua temannya pun mengikuti Hendery. Tak lama, seorang perempuan berjas dokter menyusul mereka dan tersenyum menyambut kedatangan ketiganya.
"Dokter Hendery," Ia pun menatap Hendery dengan serius."Ada masalah."
Raut wajah Hendery berubah. Ia yang awalnya tersenyum cerah, jadi menampakkan raut wajah horor.
"Ayo cepat!" tukas Hendery, ia berlari membuat Sungchan mengikuti sambil berlari pula.
Tersisa lah perempuan tadi dan dua teman Sungchan yang hanya terpelongo melihatnya.
"Astagaaa!" gadis itu menepuk keningnya pelan.
"Asahi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Mashiho bingung.
"Kau tanya aku? Tanya dia!" suruhnya acuh, ia menunjuk pada gadis tadi. Gadis itu menghela nafas.
"Baik, mari kuantar ke ruangan utama." ajaknya mendahului mereka. Walaupun bingung dan khawatir, Mashiho dan Asahi tetap mengekorinya gadis itu.
Sungchan berhenti berlari, nafasnya memburu. Ia menatap Hendery yang kini dengan panik melangkah kesana kemari.
"Ada apa ini?!" tanya Hendery pada rekan-rekannya. Seorang lelaki mendekat padanya."Objek mengamuk." ucapnya pelan, ia sedikit melirik pada Sungchan yang sama berantakannya dengan Hendery.
Hendery berdecak. Ia melangkah mendekati sebuah tombol biru besar, disamping sebuah tombol merah.
Ia menekan tombol biru itu, dan sebuah penutup besi yang ada tak jauh didepan mereka terbuka. Menampakkan sebuah kotak kaca besar yang diisi oleh seseorang yang sepertinya sengaja di kurung di dalam sana.
Orang itu menoleh dengan mata merah, dan meraung-raung marah lalu mengangkat sebuah kursi yang juga ada disana lantas melemparkannya ke kaca dimana Hendery berdiri sekarang. Seakan-akan, yang ia lempar tadi adalah Hendery.
Namun, kaca itu sangat tebal dan kuat. Kursi kayu yang digunakan tadi patah begitu menghantam kaca itu.
Hendery menghela nafas."Maaf nyonya, kami terpaksa melakukan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus of Zee[✓]
Science FictionAku dituduh dan dihukum untuk hal yang tidak pernah kuperbuat,... Aku, dituduh membunuh seseorang yang bahkan tidak aku kenal.... Pada hari dimana seharusnya keadilan ditegakkan, tidak ada satupun yang menolongku. Semua memilih menutup mata. Dan akh...