the past #3

155 21 4
                                    

Happy reading!

Soojung duduk mengamatinya—tubuh lumpuh Kaiho. Dua menit yang lalu, ia memberikan sebuah suntikan berisi cairan yang diyakininya akan bisa menjadi obat untuk Kaiho yang masih terbaring sakit kini.

Wanita itu masih menunggu obat itu bereaksi. Hingga dalam beberapa menit kemudian, Kaiho mulai membuka matanya. Namun anehnya, kerutan-kerutan mulai muncul diwajahnya. Tapi Soojung tak terlalu mempedulikan hal itu.

Ia mendekati Kaiho, mencoba meyakini jika keajaiban kini mulai mendatanginya.

"Tuan Kaiho sadar!" pekik Joonmyeon tak percaya.

Senyuman Soojung perlahan muncul. Air matanya pun berjatuhan saat Kaiho mulai mencoba bangkit. Pria itu menatapnya dengan pandangan penuh arti.

"Soojung..."

Namun setelahnya, kepanikan terjadi saat Kaiho tiba-tiba saja mengalami kejang hebat. Semua orang langsung mendekat, mencoba memeriksa kondisi lelaki itu.

Hanya sebentar, keajaiban itu hanya datang sebentar. Soojung sudah kehilangan lagi dalam beberapa detik berikutnya. Ia tak mampu lagi menahan dirinya. Perempuan itu menangis keras saat melihat Kaiho mengamuk ditengah-tengah kerumunan para dokter lain yang ada disana.

"AAAKHH!!"

"DOKTER BYUN! ANDA TIDAK APA-APA?!?"

Kaiho berubah agresif. Semua orang mencoba menghindarinya. Tapi ada beberapa yang masih sibuk memegangi seluruh tubuhnya. Seorang dokter muda menjadi korban kebrutalan Kaiho, pria malang itu mendapat sebuah gigitan dibahunya.

Darah merah merembes dengan cepat dari lukanya yang menganga lebar."Dokter Byun, ayo kita obati terlebih dulu lukanya."

"Ah iya." jawabnya dengan suara yang serak. Lelaki itu nampak syok dengan apa yang terjadi.

"Hiks—Dokter Joonmyeon, ambil tabung dikotak berwarna biru." titah Soojung dengan suara parau. Ia menatap nanar pada suaminya yang kini diikat.

Wanita itu mendekat dan mengecup pelan pipi Kaiho. Tangan Soojung pun terangkat untuk mengusap lembut helaian rambut Kaiho yang berantakan.

"Semuanya akan baik-baik saja, aku yakin." ujarnya, menyugesti diri sendiri.

Tak lama, Joonmyeon datang dengan sebuah tabung reaksi berisi cairan berwarna biru terang. Lelaki itu mendekati Soojung dan menepuk pelan pundaknya."Ini nona."

Soojung mengambilnya dan menarik sebuah jarum suntik yang masih terbungkus rapi. Wanita itu membiarkan sang jarum menyerap habis isi tabung itu hingga tersimpan ke dalam suntikan itu. Wanita itu kembali meneteskan air mata saat hendak menyuntikkan cairan tadi ke bahu Kaiho.

"Kau tau aku sangat mencintaimu—tapi, kurasa untuk sementara sebaiknya kita sama-sama berisitirahat. Aku—" Ia menggigit bibir sebelum melanjutkan. Ada perasaan tak enak sebelum mengatakannya."Aku akan segera menyusulmu."

Setelah seluruh isi cairannya memasuki tubuh Kaiho, perlahan-lahan tubuh lelaki itu melemah dan ia terjatuh begitu saja. Beberapa dokter memapahnya dan kembali membaringkan Kaiho di tempat yang sama.

"Anda juga meminum cairan yang diberikan kepada tuan Kaiho sebelumnya—nona juga harus meminum cairan berwarna biru itu kan?" cetus Joonmyeon.

Soojung mengangguk kecil. Bulu kuduknya berdiri, dan meremang sesekali. Wanita itu mengusap tengkuknya pelan.

"Aku merasa mual—apa ini efek ramuan itu?" gumamnya.

"Ramuan apa?" seorang perempuan berambut pendek mendekatinya. Ia adalah salah satu anggota tim Soojung.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang