the past #6

306 24 2
                                    

Mobil truk yang membawa Soojung berhenti di depan sebuah gedung tua yang nampaknya sudah tidak terpakai. Ia dibawa masuk melewati pintu gedung yang tidak tertutup rapat.

Tubuh ringkih itu dilempar begitu saja. Soojung langsung membentur tembok dan meringis kesakitan.

Tubuhnya masih lemah—dan dia tiba-tiba diperlakukan seperti ini.

Wow, dunia sungguh sangat bercanda padanya.

"Katakan, apa yang kau dapatkan selama di Jeju, Soojung? Aku yakin, kau pasti akan sangat bersemangat untuk membaginya denganku."

Soojung meludah, hampir menyentuh ujung sepatu Nakawa."Tidak—sekecil partikel pun."

Nakawa berdecak pelan, ia mendekat lalu mencengkeram kuat dagu Soojung hingga menghadap ke wajahnya.

"Apa kau yakin? Tidak sama sekali? Lalu bagaimana dengan putrimu? Ah...kau akan mati sebentar lagi, kau tentu tidak lagi memikirkannya kan?" tercetak seringaian lebar di wajah pria itu.

Soojung mengerang marah dan hampir memaki serta mencakar wajah Nakawa, sebelum dia kembali di seret oleh para anak buah lelaki itu menuju ke atap gedung.

Kali ini, sesuatu akan terjadi padanya. Soojung bisa menduga hal itu.

Jantungnya terus berdecak kencang, dan ia gelisah.

"JANGAN LAKUKAN APAPUN PADA PUTRIKU, KAU IBLIS!" teriaknya, memaki Nakawa yang berjalan santai di belakang.

"Ya, terserah padamu Jung Soojung." balas Nakawa malas, dan terkesan meremehkan.

Ia pun sibuk mengotak-atik ponselnya sendiri. Tak lama, ia kembali mencetak senyuman miring.

"Misi pertama berhasil, misi kedua juga sukses. Ah, betapa indahnya dunia ini tanpa para pengganggu itu."

Nakawa kini menatap Soojung yang mencoba memberontak dari cekalan para anak buahnya. Nyatanya, usaha wanita itu sia-sia.

Ia menyeringai semakin lebar,"Sekarang tinggal membereskannya."

Salah satu anak buah Nakawa membuka pintu rooftop, lalu angin malam yang dingin menyapa para manusia itu.

Mereka keluar dari sana. Nakawa menyunggingkan senyum kecil, dan berjalan lebih dulu.

Ia berbalik dan mengisyaratkan agar anak buahnya meletakkan Soojung tepat di depan pagar pembatas.

Laki-laki itu menghela nafas.

"Andai saja, dulu kau menerima ajakan kerjasamaku. Kau pasti tak akan berakhir seperti ini." ujarnya berpura-pura prihatin.

Dirinya mengeluarkan sebuah pistol dan beberapa peluru.

"Kau bisa mendapatkan apa yang seharusnya kau dapat—tapi sekarang mau menyesal pun sudah terlambat."

Nakawa kembali melirik Soojung yang masih di pegangi oleh anak buahnya."Sekarang, aku akan mendapatkan apa yang kau sembunyikan—dengan atau tanpa informasi darimu, Jung Soojung."

Kemudian Nakawa mengangkat dan mengarahkan pistolnya tepat ke arah Soojung.

"Ada kata terakhir, nyonya Uchinaga terhormat?" Nakawa tersenyum miring.

"Pergilah kau ke Neraka, biadab!"

Dor!

Nakawa mendekati Soojung dan memaksanya untuk menggenggam erat pistol itu di sisa-sisa nyawanya.

"Pegang ini dengan erat, Soojung. Dan akan kupastikan, jika putrimu bisa hidup." bisik Nakawa."Hanya ini kan yang bisa kau lakukan untuknya? Jadi lakukanlah sebagai sosok ibu yang baik."

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang