26

333 65 5
                                    

! perhatian !
Typo ✓
Kekerasan ✓










BUAAK

BRRUUK!!

Giselle segera menoleh kebelakang begitu mendengar bunyi keras di dekat pintu. Tak jauh berbeda dengan Ningning yang kini langsung mengangkat kepalanya dan menatap ke depan dengan nyalang.

Jeongin jatuh pingsan di depan pintu. Kepalanya baru saja dipukul oleh sebuah tongkat baseball dibagian belakang.

Dan pelakunya adalah...Tio.

Ningning berpikir, tentu saja, siapa lagi jika bukan si jahat ini!

"Ningning...aku sudah menjelaskan-"

"Kau yang melakukan semua ini?!" sela Giselle dingin.

Ningning yang sudah muak hanya diam sambil memegang erat kedua tangan Giselle. Topeng diwajahnya sudah terpasang tapi di lubuk hatinya, Ningning masih menangis ketakutan.

Giselle bangkit dan menyembunyikan Ningning dibelakang tubuhnya.

"Ningning tetap disini!" seru Tio, lalu berlari dan menerjang Giselle.

Sebelum itu, Giselle lebih dulu mendorong Ningning ke samping hingga saat ia dan Tio terjatuh, Ningning tidak menjadi korban.

BRRUUK!

Begitu Giselle tumbang, Tio tak diam saja. Ia langsung mengambil kesempatan dengan mencekik leher Giselle dengan kuat.

"Uukhh.." erang Giselle tertahan.

Air matanya menetes menyalurkan rasa sakit. Sementara kedua tangannya justru ditahan oleh kaki Tio.

Sepertinya, pemuda ini benar-benar berniat membunuh Giselle.

"Jangan..!" tahan Ningning, lalu memegangi kedua tangan Tio yang begitu kuat menekan leher Giselle.

"ENG-ENGGAK!! Jangan Tio! Kumohon jangaann!!" isak Ningning dengan keras.

Wajah Giselle mulai memerah. Nafasnya pun mulai terdengar terengah-engah.

"Dia.harus.mati!!" tekan Tio.

Mendengarnya, Ningning kembali menangis kerasa sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "TIDAKK!! KAU TIDAK BOLEH MEMBUNUHNYAAA!!" seru Ningning seraya berusaha melepaskan tangan Tio.

"Jangan menyakiti kak Giselle!! Kumohon Tio!! Hanya dia yang aku punya sekarang!! Kakakku sudah tiada!!! Aku tidak punya siapa-siapa lagiii!!!" Tio melunak.

Ia melepaskan cekikan di leher Giselle dan menatap Ningning dengan wajah sendu.

"Bukankah masih ada aku..?" tanyanya lirih. Namun Ningning kembali menggeleng sambil tetap menangis. "Kamu...berbeda." tukasnya.

"K-kita...tidak saling kenal...hiks...aku, ingin bersama kakakku dan kak Giselle...hiks..." isak Ningning.

Wajah Tio menggelap. Ia berdiri dan meninggalkan kedua-ketiga orang itu, pergi dari ruangan tersebut.

Ningning langsung membantu Giselle berdiri. Ia masih menangis saat melihat wajah Giselle yang pucat kini mulai kembali mendapatkan rona nya. Tangannya membantu merapihkan rambut Giselle yang berantakan.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!!" Giselle menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Aku tidak apa-apa...jangan menangis lagi." ujar Giselle sambil mengelus rambut Ningning. Sementara Ningning hanya mengangguk meski air matanya tak berhenti mengalir.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang