•04 : Perkenalan•

9.2K 526 13
                                    

Karya ini adalah fiksi,
Karakter, nama, adegan, tempat dll
Yang muncul sebuah imajinasi.
Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!

Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang

Happy Reading

-oOo-

Seorang gadis sedang berdiri termenung dengan tatapan kosong di pinggir jembatan, ntah apa yang ia pikirkan.

Setelah masuk ke-taxi yang ia pesan, Dhiva berubah pikiran, yang awalnya ingin segera pulang, berakhir dengan ia yang sekarang berada di pinggir jembatan.

Berdiri mencoba meyakinkan dirinya sendiri, berpikir ini adalah pilihan terbaik.

"Bunda...apa yang Dhiva lakuin ini bener?" Dhiva berbicara dengan dirinya sendiri "Dhiva bingung...hiks, takut."

Dhiva sebenarnya tidak mau melakukan ini, namun ia takut, ia belum siap dengan kenyataan bahwa ia sedang mengandung, Dhiva tidak yakin bisa membesarkan bayinya.

Tak berselang lama Dhiva mendengar ada beberapa suara motor yang berhenti, ia hanya melihat sekilas dari ujung matanya.

"Hey, ngapain sendirian disini malem-malem?" Tanya pria disebrang.

Kalau Dhiva duga sepertinya mereka lebih dari tiga orang.

"Kamu ... mending geser dulu kesini, jangan gegabah gitu" ucap teman satunya.

"Jangan ngedeket, hikss..." Peringat Dhiva "kenapa laki-laki selalu ngelakuin segala cara cuma buat kenikmatan sesaat, habis itu pergi kayak ga punya salah sama sekali." lanjutnya.

Si pria menduga, sepertinya gadis ini korban dari tindak pelecehan seksual.

"Ngobrol dulu sama kita, cerita, siapa tau kita bisa bantu."

"Ga ada yang bisa kalian bantu." Bersamaan dengan kalimat itu, Dhiva melompat dari atas jembatan.

Memejamkan matanya berharap tidak akan terasa sakit saat tubuhnya menyentuh permukaan.

"Ayah, Bunda maafin Dhiva" kata Dhiva dalam hati.

Aneh, Dhiva merasa ia tidak sedang jatuh kebawah, dan tangannya terasa seperti sedang di pegang erat.

"WOY...BANTU."

Mencoba memberanikan diri membuka mata menatap keatas melihat siapa yang mencengkram erat tangannya.

"WAAHHH...dia lompat" teriak histeris salah satu pria.

"HEH, ngapain lu teriak doang, bantu tarik." Intonasi suara mereka sudah mulai meninggi.

The Night IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang