Karya ini adalah fiksi,
Karakter, nama, adegan, tempat,dll Yang muncul sebuah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang
Happy Reading
Setiap orang memiliki rencana sendiri untuk menikmati awal pagi dihari minggu. Ada yang sudah keluar merasakan mentari, ada juga yang setia bergelemung di atas kasur berkutat dengan mimpi.
Beberapa orang sungguh-sungguh berolah raga membakar lemak mereka, dan beberapa lainnya hanya sedang mood melakukan rutinitas yang jarang biasa mereka lakukan. Yang penting keluar keringat, itu mungkin isi kepalanya.
Namun berbeda dengan Erlang dan Dhiva. Pasutri muda itu tengah menikmati berjalanan santai seraya manik Dhiva mengabsen para penjajah makanan.
Jangan mengharapkan ada adegan pegangan tangan seperti pasangan umum lainnya, karena nyatanya saku celana training lebih nyaman bagi pria penggila warna hitam itu.
Dibawah langit polos tak berawan matahari yang tak terlalu terik berhasil menyorot langsung kulit mereka, menciptakan bulir tipis di pelipis Dhiva. Mereka berada disini atas usulan dari cewek itu, namun percaya atau tidak kenyataannya Erlang lah yang sebenarnya lebih dulu terjaga.
"Woy babu gue, bangun!"
"Emm ... Apasih, Kak, sono ah." Gumam Dhiva membalas Zavier dengan mata cewek itu yang masih rapat.
"Lah gak sopan sama majikan. Oy, bangun, disuruh Bunda." Pungkas lagi, Zavier, dengan tangan melipat di dada seraya bahu kanannya bersandar pada daun pintu.
Bukannya beranjak dari sana, Dhiva malah membalikan badan dan memunggungi Zavier, memeluk bantal guling itu dengan nyamannya. "Aku masih ngantuk, 5 menit lagi."
"Dih, suami lu aja udah bangun tuh."
Mendengar itu seketika mata Dhiva terbuka lebar, cewek itu langsung terduduk di kasur mengumpulkan nyawa seadanya. Bisa-bisa Ia sempat lupa kalau sudah punya suami, mentang-mentang kini Ia tidur dikamar lamanya.
"Terus Kak Erlang mana?"
"Noh dibawah, lagi ngeteh sama Ayah."
Tanpa basa-basi Dhiva langsung turun berniat menghampiri dua pria yang tengah duduk santai sembari bercakap, meninggalkan Zavier yang hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Dhiva.
Dengan muka bantal dan rambut yang sedikit mengembang Dhiva turun dengan hati-hati di setiap gundakan anak tangga. Meskipun banyak yang mengatakan, cewek ketika bangun tidur tak secantik ekspektasi namun percaya, lah, Dhiva masih dalam kategori baik.
"Pagi, Bunda." Tak lupa Ia menyapa sang Bunda ketika melihat perempuan itu tengah duduk di sofa membaca majalah sembari menyesap teh yang sepertinya hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night Incident
Teen Fiction[SEBELUM BACA BISA KALI FOLLOW DULU] Bagaimana jadinya jika seorang mahasiswa terlibat suatu kejadian dengan seorang gadis SMA yang malah membuat mereka membangun rumah tangga? Dhiva harus menelan bulat-bulat kenyataan pahit yang ia alami. Cewek yan...