•12 : Pindahan•

5.8K 347 5
                                    

Karya ini adalah fiksi,
Karakter, nama, adegan, tempat dll
Yang muncul sebuah imajinasi.
Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!

Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang

Happy Reading

-oOo-

"Lang ini taro mana?"

"Situ aja." Tunjuk Erlang pada Meja pendek di depan TV. Sesuai dengan schedule-nya minggu pagi ini Erlang memutuskan untuk pindah rumah, karna barang-barang hanya sedikit yang ia bawa, jadi ia memutuskan menggunakan mobil pribadinya, yang sejak kemarin malam menginap di kos. yaaa, dengan bantuan mobil Sammuel juga.

Barang perabotan sudah ada sejak Erlang di belikan rumah ini oleh Gantari, jadi ia hanya tinggal membeli sedikit beberapa barang pribadi, dan bahan-bahan makanan.

"Kamu naik ke atas dulu aja."

"Kamarnya yang mana?" Tanya Dhiva. Dari awal kepindahan Dhiva hanya duduk diam memperhatikan Erlang dan keempat sahabatnya bolak balik membawa barang.

"Pintu item sebelah kiri." Dhiva mengangguk, melangkah naik kekamarnya.

Tadinya Dhiva ingin bantu mengangkat barang, namun karna sang penggombal--Zaen--yang menyuruhnya agar ia diam saja, jadi ya sudahlah. Dhiva menurut bukan karna perintah Zaen, namun karna tingkah cowok itu, yang menyuruhnya diam sambil memberikan sedikit godaan, tentu saja itu membuatnya sedikit risih.

"Rumah lu cibik juga." Ammar masuk membawa kotak kardus terakhir yang berisi PS4 milik Erlang.

"Hooh, kenapa ga pindah sini aja lang." Seru Hendra, pria yang sedang menjulurkan kaki ke meja ini dari semalam menginap dikos milik Erlang karena ia habis ada sparingan futsal--liga kuntilanak--katanya, malas balik karna kosnya yang lumayan jauh.

Ia lupa kalau Erlang sudah tidak tinggal sendiri lagi, namun ya sekali lagi, ia sudah malas untuk balik kekos-kosannya, yang notabennya lebih jauh, tenaganya juga sudah terkuras habis. Jadi pikirnya tak apalah kalau untuk menginap semalam.

"Jauh dari kampus." Erlang membuat Alasan.

Alasan sebenarnya Erlang tidak mau menempati rumah ini karena masih lah dekat dengan wilayah tempat tinggal mantan terakhirnya itu. Sudah dijelaskan bukan? kalau Erlang masih sakit hati atas kejadian saat ia memergoki mantanya itu selingkuh. Untuk sekedar melihat Vika saja Erlang sudah sangat malas. Jadi cukup di kampus saja mereka bertemu berpapasan.

"Kalo tau lu punya rumah kaya gini, mending gua tempatin kalo ga mau Lang." Ucap Zaen sambil memainkan sebungkus rokok, Erlang sudah mewanti-wanti teman-temannya, bahwa jangan ada yang merokok disini, karna mengetahui Dhiva sedang hamil.

The Night IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang