•36 : Bertambah Usia•

3.8K 305 26
                                    

Karya ini adalah fiksi,
Karakter, nama, adegan, tempat,dll Yang muncul sebuah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!

Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang

Happy Reading

Memergoki seseorang selingkuh bukanlah suatu hal di inginkan oleh Erlang, atau bahkan oleh semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memergoki seseorang selingkuh bukanlah suatu hal di inginkan oleh Erlang, atau bahkan oleh semua orang. Apalagi jika orang tersebut adalah orang yang kita kenal. Namun itu memang kenyataan, yang cukup lama Erlang pendam.

Erlang tidak lah sebodoh itu. walaupun saat itu dia masih duduk di bangku sekolah dasar, tapi dia tau apa yang diperbuat Ibunya. Ia melihat sesuatu yang belum pantas ia lihat, atau bahkan semua anak lihat.

Erlang pernah memergoki kelakuan menjijikan Ibunya ini sekali, lalu berubah menjadi kesekian kali, hingga terus berkali-kali.

Menjadikan masa itu adalah masa abu-abu di hidup Erlang. Yang di bilang bahagia, tidak. Di katakan sedih-pun, tidak. Hatinya sudah seperti mati rasa.

Kegiatan itu dilakukan di rumahnya, di rumah mereka sendiri. Kalian bisa bayangkan, bagaimana Erlang menahan sakit hati yang tak dapat dipungkiri ketika melihat itu pertama kali. Bahkan jika mengingat itu kembali, rasanya bagaikan ada belati yang menusuk ulu hati.

Kegiatan itu selalu dilakukan ketika kakaknya sedang sekolah, begitupun saat Ayahnya yang masih bekerja. Maklum saja ketika itu Ayahnya masihlah seorang yang merintis karir dan belum sesukses sekarang.

Erlang pulang lebih awal dari biasanya hari itu, dikarenakan ada rapat dadakan di sekolahnya. Bingung ketika melihat mobil yang tak dikenal terparkir didepan rumahnya, juga netranya yang melihat sepasang sepatu pantofel hitam tersusun rapih dibarisan sepatu lainnya.

Erlang yang penasaran mencoba masuk secara diam-diam. Suara lenguhan yang Dia dengar membuatnya bertambah bingung ketika tepat didepan pintu kamar kedua orang tuanya.

Kelalaian yang dibuat kedua orang itu membuat Erlang dapat mengintip dari celah pintu. Dan ketika matanya berhasil menangkap apa yang terjadi, saat itu juga pompaan pada jantungnya terasa melambat akan tetapi detakannya semakin kuat.

Sang Ibu yang ia kira adalah manusia yang paling banyak cinta, namun ternyata malah mengkhianati cintanya sendiri.

Erlang kecil membeku saat itu juga dan tak tahu harus berbuat apa. Dia memaksa otaknya berpikir lebih keras. Namun tak bisa ditolaknya, perempuan yang ia lihat tengah bercumbu panas itu adalah ibunya. Jelas-jelas Ibu yang sangat dicintainya.

Menahan degupan jantung, menetralkan nafasnya, Erlang berjalan menjauh kembali dari rumah lalu berbalik lagi seakan-akan Ia baru pulang. Berteriak memanggil sang Ibu dengan perasaan yang dipaksakan.

The Night IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang