•20 : Sebuah Topi•

3.6K 250 4
                                    

Karya ini adalah fiksi,
Karakter, nama, adegan, tempat dll
Yang muncul sebuah imajinasi.
Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!

Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

"Lo pada ngikutin gua ya." Ucap Sammuel berdiri, bergerak dengan langkah pelan tapi pasti menghampiri meja Dhiva. Lebih tepatnya ke arah empat sahabatnya yang ada disana.

Keempat cowok jangkung disana nampak mati kutu diberi pertanyaan itu. Hendra yang mencolek Erlang, Erlang yang mencolek Zaen, dan Zaen yang mencolek Ammar guna menyuruh cowok itu memberikan alasan masuk akal.

"Lu nyolek gua, gua nyolek siapa?" Ujar Ammar dengan polos, membuat Sammuel memincingkan matanya kearah empat cowok itu, curiga.

Namun Zaen yang nampak tak kehilangan akalnya, langsung bergerak cepat ikut melebur duduk dimeja Dhiva dan kawan-kawan.

"Dih geer, yang ngikutin lu siapa ... Orang kita janjian mau main sama Dhiva." Ucap Zaen duduk disebelah cewek berambut cepol, Kattia.

Ketiga temannya langsung paham dan ikut duduk mencari posisi.

"Kayak kita gak punya kerjaan aja."

"Hooh, kepedan banget mas nya." Ammar yang duduk membelakangi Sammuel mengedipkan matanya, memberi kode pada empat cewek disana.

"Gua ga yakin sama muka-muka kalian."

"Ngga, beneran kok Kak." Ujar Clara spontan, ikut kedalam permainan. Membuat Sammuel menatap mata cewek itu lekat, lalu beralih ke Dhiva.

"Bener Dhiva?"

"Ah- iya." Jawab Dhiva terbata.

" ... "

"Weiittt, jangan kelamaan gitu dong mas natapnya. Jadi ketagihan lu." Melihat Sammuel yang tak kunjung memutuskan pandangan pada istrinya. Membuat Erlang mengambil tindakan dengan melambaikan tangannya diantara tatapan mereka berdua. Entah cemburu atau takut ketahuan.

"Gua pegang sementara alasennya ... Sekarang, mau gua yang pindah apa lu."

"Dih, lu lah. Lu berdua doang." Kata Erlang.

"Oke. Erina let's go." Ucap Sammuel dengan gestur kepalanya pada perempuan yang tengah bersamanya, lalu berjalan lebih dulu keluar.

The Night IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang