•09 : Kehidupan Baru•

7.7K 423 11
                                    

Karya ini adalah fiksi,
Karakter, nama, adegan, tempat dll
Yang muncul sebuah imajinasi.
Adanya kesamaan itu merupakan sebuah kebetulan!!

Maaf kalau typo bertebaran dan terdapat beberapa kata atau kalimat yang membuat kalian harus membaca ulang

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

"Wih yang baru nikah, bahagia nih kayanya." Ucap Zaen baru datang, saat ini mereka sedang berada di kantin fakultas kedokteran, mereka kesini hanya untuk sekedar cuci mata, awalnya kebiasaan ini bermula dari Zaen, namun makin lama teman-temannya yang lain mulai ikut menikmati, kalau Erlang ikut kesini karna apa boleh buat, para sahabatnya disini.

"Bahagia banget lahh, tidur udah ada yang nemenin ya ga Lang? Hahaha" Gelak tawa dari keempat sahabatnya cukup membuat Erlang jengkel, apakatanya? Ada yang nemenin? Dari kemarin Erlang selalu tidur disofa, awalnya Dhiva yang mau tidur disofa karna ia masih canggung katanya, tapi mana mungkin ia membiarkan Dhiva tidur disofa.

"Ga diem juga gua cabut nihh." Erlang pura-pura beranjak dari bangku kantin.

"Ehh jangan gitu lah, baperan deh Aa."

"Kiw, sofie." Ammar menggoda salah satu mahasiswi kedokteran, padahal ia sudah punya pacar, belom saja ia kena semprot lagi oleh Caca pacarnya.

"Inget mar, kemarin lu dengerin ceramahan Caca ampe sejam." Erlang mengingatkan.

"Iya Aaaa...mentang-mentang udah sold out, setia ye. Ehhh jangan ngambek lah." Cegah Ammar ketika Erlang hendak pergi, sudah tau temannya dalam keadaan mood yang tidak baik, masih saja meledek.

"Hai Lang." Perempuan dengan tas serut motif bunga datang menghampiri mereka berlima.

"Kenapa Dit." Tanya Erlang dengan muka datarnya tanpa menengok.

"Emm...Gua boleh ga nebeng ama lu pulang, mobil gua dibengkel?" Kan, sudah Erlang tebak, Dita ini juga salah satu perempuan yang menyimpan hati padanya.

"Neng Dita, sama mas Zaen aja mau ga?" Ujar Zaen.

Alasan minggu kemarin Dita mau mengantarkan Hendra adalah dengan di iming-imingi diberikan nomor Erlang, ia mana mungkin sudi memberikan tumpangan gratis, namun bukannya memberikan nomor Erlang, Hendra malah memberikan nomor ponsel salah satu satpam komplek diperumahan kosnya tinggal.

"Ga bisa Dit, gua mau langsung cabut jemput orang nanti."

"Owhh...kalau bes..."

"Yehh udeh udeh, itu mah namanya lu sengaja." Sela Ammar.

"Sama Zaen aja tuh dit." Ucap Erlang

"Owhh siap gua mah." Zaen berdiri mengambil tasnya seakan siap dengan senang hati mengantarnya.

The Night IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang