6. Would you?

326 57 13
                                        

Would you be mine?

Red Velvet's Would You.

*****

Jari jari tangan Yeri saling bertaut-- meremat cemas. Sesekali matanya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Yeri yakin, di luar sana langit sudah gelap. Suasana senja sudah hilang berganti malam. Dan Yeri disini, sibuk berdiri di depan pintu kayu yang terdapat kaca di bagian tengah, dimana ia bisa melihat Chaeyun berbaring lemah di dalam ruangan tersebut.

Ia cemas. Ia benar benar lupa kalau tadi bunga bunga yang terpajang di depan toko masih belum ia masukkan. Ia tidak tahu apa yang terjadi nanti pada bunga bunganya. Yang terpenting sekarang Yeri disini, menunggu Jaehyun datang dari ruangan Dr. Kim.

Namun, ia tak menunggu lama. Beberapa detik kemudian ia melihat Jaehyun berjalan dari arah kanan. Yeri dengan cepat mendekat.

"Kenapa Chaeyun begitu? Apa dia mendengarkan pembicaraan kita? Apa ini alasanmu tidak bisa memberitahu dia tentang ibunya. Ada apa Jaehyun-ssi?" Pertanyaan bertubi tubi datang dari Yeri. Ia terlalu khawatir pada Chaeyun, karena dirinya belum pernah melihat yang seperti itu.

"Tenanglah Yeri-ssi. Chaeyun baik baik saja. Kenapa kau masih disini? Kau bahkan daritadi menunggu disini. Aku tidak enak padamu, kau boleh pulang." ujar Jaehyun membuat Yeri mengerutkan kening kesal.

"Kau bagaimana sih Jaehyun-ssi? Aku disini menunggumu daritadi agar bisa masuk ke dalam dan menemui Chaeyun. Kau kira aku tidak khawatir pada Chaeyun? Kenapa kau malah mengusirku begitu saja, Jaehyun-ssi?" Yeri mengomel kesal.

Jaehyun di depannya terkekeh kecil. Entahlah, hanya dalam beberapa jam mereka sudah tampak dekat. Namun, tetap, Yeri maupun Jaehyun saling memanggil dengan formal sejauh ini.

"Kenapa harus menunggu? Kau boleh masuk dan menemui Chaeyun."

Yeri berseru kecil. Ia segera berbalik dan berniat melangkah menuju ruang rawat Chaeyun. Namun dua detik kemudian ia kembali berbalik menatap Jaehyun.

"Kau mau kemana Jaehyun-ssi?"

"Aku mau pulang mengambil pakaian untuk Chaeyun." jawab Jaehyun.

"Rawat inap?"

Jaehyun mengangguk sebagai jawaban. "Tolong kau jaga Chaeyun sebentar. Nanti akan kuceritakan apa yang terjadi pada Chaeyun." ujar Jaehyun yang dibalas anggukan oleh Yeri.

"Ah, satu lagi."

"Tolong, katakan pada Jungkook aku menunggunya." -Yeri berpikir sekejap- "Atau.. Misalkan dia masih tidak mau bertemu denganku, cukup balas pesanku pesanku." setelah berucap, ia mengangguk yakin.

Pria 30 tahun di depannya terdiam mendengarkan. Ia mengangguk paham tanpa memberi satupun kalimat respon. Ia membiarkan Yeri berbalik dan berjalan menjauhinya.

Jaehyun menghembuskan napasnya. Ia menggelengkan kepalanya kecil, sebelum mulai mengambil langkah menjauh.

*****

"Imo.."

Lirih suara gadis di atas ranjang yang baru saja membuka mata. Yeri yang tengah berdiri -sibuk dengan ponselnya- segera mendekat dengan tatapan khawatirnya.

"Kau sudah bangun?" Ia mendekat dan membantu gadis itu untuk duduk.

Setelah sudah duduk sempurna. Yeri mulai duduk di kursi yang sudah disediakan di dekat ranjang rumah sakiy. Ia menghembuskan napas lega. Tangannya tergerak untuk mengusap surai indah Chaeyun.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang