21. Butterflies

304 39 9
                                        

때론 감당하기 쉽지 않은 이런 기분
Shake it take it stop it no

These feelings are hard to control at times
Shake it, take it, stop it, no

Red Velvet's Butterflies.

*****

Perlahan kedua kelopak mata Yeri tergerak. Dengan berat ia membuka matanya. Kedua lengannya tertekuk guna mengucek kedua matanya sebelum pada akhirnya menarik kedua lengannya ke atas, guna meregangkan otot ototnya yang terasa pegal.

"Jangan banyak bergerak. Nanti jatuh."  suara itu terdengar bersamaan dengan sebuah lengan yang perlahan melingkar di pinggang Yeri.

"Yak! Suka sekali mengagetkanku!"

Tanpa rasa kasihan Yeri mendaratkan satu pukulan di dada pria tampan yang kini setia tersenyum itu. Yang tentu saja membuat Yeri kesal karena sosok itu terlihat benar benar tampan, padahal terpampang jelas ekspresi lelahnya disana.

Namun sekesal apapun Yeri, tak membuatnya berhenti untuk memeluk Jaehyun dan segera menyembunyikan mukanya di dada pria itu. "Sempat kau kesini? Katanya kemarin sibuk?" cibirnya masih terdengar benar benar kesal.

"Sebenarnya aku masih sibuk sih. Tapi kemarin aku mendengar ada seseorang yang hampir gila karena merindukanku. Yasudah aku kesini, membiarkan diriku yang lelah ini memindahkan seseorang dari ruangan putriku kesini."

Yeri menjauhkan kembali wajahnya. Guna bisa menatap muka Jaehyun. "Aku semenyebalkan itu ya bagimu?" tanyanya dengan sedikit mengerucutkan bibirnya kesal.

Jaehyun mengulum senyum memperhatikan Yeri dari jarak yang terbilang sangat terbatas. Tanpa pikir panjang ia mendekatkan dirinya untuk mengambil satu kecupan pada bibir perempuan itu.

"Kau pintar menggoda ya sekarang?"

"YAK! Enak saja!"

"Dengar Yeri-ssi. Kau jangan mudah bersikap seperti ini. Aku tidak terima Mingyu menyebutmu menggemaskan kemarin. Kau harus bersikap menggemaskan seperti ini hanya di depanku."

Dan semudah itu pula Jaehyun berucap hingga membuat muka Yeri memanas. Ia baru hendak melayangkan satu pukulan lagi, sebelum pada akhirnya getaran ponsel menghentikannya.

Yeri berbalik. Tangannya terulur guna mengambil ponselnya di atas nakas. Tepat setelah dua detik, ia spontan berteriak "Astaga Mark!"

"Mark?"

"Aku harus ke bandara sekarang Jaehyun-ssi! Mark pulang. Aku harus menyambutnya di bandara." jelas Yeri cepat seraya mencoba menguncir rambutnya.

Sejujurnya Jaehyun masih belum sempat mengistirahatkan tubuhnya. Ia baru sampai di rumah sakit pukul satu dini hari. Itupun urusannya sengaja ia tinggal karena Mingyu dan beberapa penjaga Chaeyun tak ada yang berani memasuki ruangan Chaeyun sebab peringatan Yeri kemarin.

Maka dari itu ia memutuskan memindahkan Yeri dari ruangan Chaeyun ke kamar inapnya sendiri. Harusnya ia berniat hanya memindahkan Yeri saja, namun perempuan itu dalam keadaan tidur- yang tentu saja tidak sadar memeluk erat leher Jaehyun. Bayangkan bagaimana cara Jaehyun pergi saat itu. Jadinya ia berakhir berjaga hingga satu jam lebih menikmati wajah tenang Yeri saat tertidur.

"Kau lelah ya Jaehyun-ssi?" Yeri bertanya. Menyadari Jaehyun yang baru saja menguap.

Pria itu dengan cepat tersenyum cerah, kemudian menggeleng polos. "Tidak kok."

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang