9. Umpah Umpah

265 45 7
                                        

좋아 something unforgettable
바로 지금 맘이 흘러가는 대로

Something unforgettable
Right now
Just follow the heart

Red Velvet's Umpah Umpah.
*****

Kesimpulan makan siang hari itu sudah melekat di kepala Yeri. Seperti, hari pernikahan yang juga ditentukan siang itu. Ternyata, tiga minggu lagi ia akan menjadi istri orang. Haha, padahal dulu ia kira, dirinya tidak akan suka dengan pernikahan.

Dan sekarang. Harinya sudah kembali. Mengunjungi toko bunga, dan melayani pelanggan sudah menjadi kebiasaan lagi. Selama satu minggu penuh ini, Nayeon tak berhenti berhenti menggodanya. Karena, yah, Yeri menikah lebih dulu dari Nayeon yang lebih tua darinya.

"Nama orangtuamu sangat berpengaruh Yeri-ya." Kini, karena toko terlihat sepi, maka Nayeon dan Yeri berniat berbincang di balik meja kasir.

"Memangnya kenapa?" Yeri yang tak tahu apa apa mencoba bertanya.

"Akhir akhir ini, berita pernikahanmu dengan pemuda Lee itu menjadi trending topic. Aku saat ke rumah sakit mengunjungi ibuku, banyak mendengar, perusahaan dari manapun yang berebut untuk mengambil hati Tuan Byun sudah berniat berhenti. Karena katanya, Tuan Lee perusahaannya juga tak bisa di lawan." Sungguh. Penjelasan Nayeon membuat Yeri menguap lebar.

Yeri menyeduh kopi yang ada di depannya. "Aku tidak peduli, eonni. Aku kurang tahu masalah perusahaan." ujarnya malas. Ya, memang bukan rahasia lagi Yeri tidak suka hal hal berbau perusahaan.

"Dengarkan aku Yeri." Nayeon memperbaiki duduknya. Menghadap serius pada Yeri dengan menggenggam tangan perempuan itu.

Yeri menatap Nayeon bingung. "Kau tahu? Aku dulu juga tidak suka berbisnis di perusahaan. Tapi, kali ini aku ingin serius di perusahaan. Appa-ku memberiku kesempatan sekali lagi untuk serius di perusahaan. Jadi--"

"Sebentar sebentar eonni. Itu artinya eonni sudah tidak lagi menjual bunga bersamaku?" Yeri menyela.

Nayeon mengangguk ditempatnya. "Benar. Tapi aku akan terus kesini. Sebagai pelangganmu. Karena kau tahu kan, eomma-ku suka bunga." ujarnya membuat Yeri menepuk pelan tangan Nayeon.

"Kalau buat eomma-mu ya tidak apa bawa saja eonni. Kenapa harus menjadi pelangganku? Eonni kan sudah membantuku membesarkan toko ini." ujar Yeri membuat Nayeon menggeleng tidak setuju.

"Toko ini lama lama bangkrut kalau aku hanya membawa bunga. Ya tapi ini bukan yang mau kubicarakan.." Nayeon menjeda kalimatnya, ia membenarkan letak duduknya dan kembali menatap Yeri serius. "Kau tahu kan seterkenal apa orangtuamu Yeri-ya. Kau kan belum pernah kenal si Jaehyun itu sebelumnya. Ya, aku hanya mau bilang, siapa tahu Jaehyun menikahimu supaya perusahaan ayahnya terkenal."

Yeri terdiam sebentar. "Memangnya menikah denganku ada pengaruh seperti itu? Kan semua orang juga tahu aku hanya anak angkat."

"Semua orang juga tahu kalau Tuan Byun dan Nyonya Byun sangat mengandalkanmu. Mereka selalu membawa namamu dan saudara kembarmu dimanapun. Itu salah satu strategi sebuah perusahaan, menikahkan anak mereka dengan pemilik perusahaan terkenal agar bisa membuat perusahaan mereka terkenal." Nayeon menjelaskan dengan seksama.

Anggukan kecil paham Yeri tunjukkan sebagai respon. "Kalau itu benar. Apa itu membahayakan eomma appa?" tanyanya. Sepertinya ia mulai tertarik membicarakan masalah ini.

"Yaa, bisa jadi iya bisa jadi tidak. Kan orangtuamu sudah sukses, jadi tidak khawatir akan apapun. Tapi kalau ada keinginan buruk dari pihak 'mereka', ya bisa saja iya." jelas Nayeon lagi.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang