12. Psycho

260 40 14
                                    

우린 참 별나고 이상한 사이야

서로를 부서지게 (부서지게)

We're in a very weird and strange relationship
We crush each other (Crush)

Red Velvet's Psycho

*****

"Haha, bahkan disaat seperti aku mengharapkan Yeri ada disini."

Yeri menghentikan langkahnya. Ia menatap punggung Jungkook. Pria itu kini duduk di ujung kamarnya. Samar samar Yeri melihat banyak botol beer berserakan di sekeliling Jungkook. Yeri tidak berani mendekat. Sekarang saja air matanya sudah melesak turun satu persatu, mana berani ia mendekat.

"Yeri-ya, andai aku bisa mengungkapkan semuanya. Aku menyukaimu. Dari dulu." Jungkook menenggak lagi minuman di tangannya. "Haha, untung aku selalu di dekatmu. Makanya semua pria tidak berani mendekatimu."

Tangan Yeri semakin mengerat pada tas di tangannya. Ia menangis dalam diam. Lagi lagi, air matanya keluar karena pria yang sama.

"Tapi maaf, Jaehyun tidak bisa kucegah."

Harusnya Yeri senang karena tahu bagaimana perasaannya akhirnya terbalas. Namun, bukan ini yang ia mau. Dalam keadaan Jungkook mabuk? Dan dalam keadaan yang sudah berubah?

Sekali lagi Yeri ulangi, seggembira apapun dirinya sekarang, namun kenyataan bahwa dunia lebih tahu kalau sekarang Yeri adalah istri Jaehyun menahan semuanya. Yeri benci kenyataan itu. Ia ingin menyangkal. Tapi ia terlalu bodoh untuk itu.

"Beraninya si Jaehyun itu mengambil ciuman pertamamu dariku? Hah, aku pengecut Yeri-ya. Kenyataan bahwa aku yang membuatmu menangis dan Jaehyun yang menghapus air matamu itu, sudah jelas. Jaehyun lebih tulus dariku. Mana berani aku yang pengecut ini memilikimu." Ucapan Jungkook itu. Menyakitkan bagi Yeri.

Tidak. Yeri tak boleh diam saja. Ia harus menghentikan Jungkook menenggak minuman beralkohol itu. Lihatlah, sudah berapa banyak botol yang sudah kosong di sekelilingnya.

Perlahan lengannya terangkat guna menghapus air matanya. Kakinya mulai melangkah. Ya, mungkin untuk beberapa menit, ia harus menahan air matanya itu untuk turun. Lagi.

"Hei, berhentilah minum. Kau kira dengan minum kau bisa menjauh dari masalahmu?" Yeri menyentuh punggung tangan Jungkook lembut. Ia duduk tepat di depan pria itu. Tangannya perlahan menurunkan botol di tangan Jungkook.

"Yeri-ya? Kau benar Yeri? Yeri? Byun Yerim?" Pria itu tersenyum lebar. Gigi kelinci kesukaan Yeri itu terlihat.

"Benar. Aku Yeri, tetanggamu." Yeri menggeser tubuhnya agar bisa duduk di sebelah Jungkook.

Jungkook kembali tersenyum. Kemudian kedua lengannya terangkat. "Izinkan aku memenuhi keegoisanku kali ini. Boleh kan, aku memelukmu, tetanggaku?" Kata tetanggaku sengaja ia tekankan agar dirinya sendiri sadar kalau mereka hanya sebatas tetangga.

Air mata Yeri kembali mendesak untuk turun. Namun ia menahan sekuat tenaga agar senyumnya tampak sempurna di mata Jungkook. Perlahan ia mendekatkan dirinya pada Jungkook. Membiarkan pria itu memeluk tubuhnya erat.

Yeri juga ingin egois. Untuk beberapa detik, ia membiarkan Jungkook memeluknya erat. Hingga tangan pria itu melemah, sudah tak sadarkan diri.

Barulah Yeri mulai menjauhkan dirinya perlahan. Ia berhati hati menyandarkan punggung Jungkook pada ranjang di belakangnya. Itulah kesempatan air matanya untuk tumpah. Ia mengusap pipi Jungkook pelan. Bibirnya banyak mengadu dengan lirih.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang