7. Attaboy

283 49 9
                                        

난 하고 싶은 것만 할래

I want to do what i want to do

Red velvet's Attaboy.

*****

Sudah tiga hari berlewat setelah hari itu. Yeri menjalaninya seperti biasa. Pagi hari menghampiri Chaeyun, sekedar menanyai kabar dan menemani sarapan, setelah itu pergi menuju toko- berkutat dengan segala urusan toko yang sedikit kacau akibat tiga hari lalu ia tinggalkan hingga malam. Setelah itu, baru ia mampir kembali menjenguk Chaeyun.

"Annyeonghaseyo eommoni~"

Yeri mengangkat kepalanya mendengar suara ramah Nayeon yang sepertinya tengah menyapa seseorang. Matanya menyipit, menerawang siapakah yang Nayeon sapa di pintu masuk. Tidak mungkin kan, ibu Nayeon yang tengah di rawat di rumah sakit tiba tiba dat--

Sosok Taeyeon tiba tiba menyapa mata Yeri. Wanita itu entah sejak kapan sudah berdiri di depannya. "Sibuk sekali sepertinya, bos?" tanya Taeyeon yang membuat Yeri kembali fokus menulis pada buku dan sesekali berpindah pada kalkulator di ponselnya.

"Yeri sibuk dari kemarin eommoni. Toko kita medapat pesanan bunga banyak. Yeri juga mengurus untuk bunga bunga yang akan di kirim nanti sore, eommoni." Nayeon pun mendekat, dan mencoba menjelaskan pada Taeyeon.

Taeyeon tersenyum bangga. Ia berjalan mendekat dan duduk pada kursi di dekat Yeri. Tangannya tergerak mengambil satu kertas persegi yang tergeletak di meja kasir- dekat siku Yeri yang dari tadi bergerak kesana kemari.

"Lee Jaehyun? Katanya kau tidak suka pada Jaehyun? Kenapa kau bisa sampai mempunyai kartu nama dia, Yerim-a?" segelintir pertanyaan muncul dari mulut Taeyeon yang tengah memperhatikan kartu nama Jaehyun ditangannya.

Yeri menoleh sebentar pada ibunya. Ah, Jaehyun. Ia masih belum memberitahu Taeyeon, Baekhyun dan juga Mark tentang itu. Apalagi tentang pertanyaan Jaehyun. Apa harus ia beritahukan sekarang juga ya?

Ia berdiri menghadap sang ibu angkat. "Eomma, aku mau cerita." nadanya serius, membuat Taeyeon mengangguk paham.

"Eonni! Sebentar yaa. Aku ada yang mau dibicarakan sama eomma dulu." sebelum memasuki ruangan khusus di dalam, Yeri berteriak pada Nayeon yang tengah melayani pelanggan.

Nayeon disana hanya mengangkat lengannya, dengan jari telunjuk dan jempolnya yang bersatu membentuk huruf 'O'.

"Eomma." Yeri mengarahkan Taeyeon pada sofa. Kemudian ia mengambil kursi lain untuk ia letakkan di depan sang ibu.

"Jaehyun orangnya bagaimana?" masih ragu Yeri bertanya.

Karena ia tahu kalau Taeyeon pasti akan tersenyum aneh sebagai respon. Ya, benar itu. Kini Taeyeon sudah tersenyum aneh dengan mengerlingkan mata pada Yeri.

"Eomma~" Yeri merengek.

"Iya iya. Jaehyun baik. Dia sayang sekali sama ibu dan putrinya. Pekerjaannya lumayan bagus. Eomma appa tidak akan menolak kalau kau suka sama pria itu." Taeyeon akhirnya menjelaskan, namun tetap membiarkan kalimat menggoda di akhir keluar dari mulurnya.

"Dan satu lagi. Jaehyun- kata appa-mu, sudah tidak punya istri. Istrinya meninggal tepat setelah melahirkan putri mereka. Itu sudah bertahun tahun yang lalu." beberapa kalimat tambahan itu membuat Yeri mengangguk paham. Lagian sebenarnya Yeri juga sudah tahu.

"Eomma, misal Jaehyun memberi anakmu ini tawaran.. menjadi ibu Chaeyun. Apa aku salah kalau mengatakan 'ya' sebagai jawaban?"

Taeyeon terkejut mendengar pertanyaan Yeri. Wanita itu terdiam beberapa saat. Ia masih memikirkan betul betul apa yang Yeri katakan. Ya, meskipun Yeri adalah putri angkatnya yang sangat bandel, tapi dirinya tetap akan serius menyikapi hal hal seperti ini.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang