11. Day 1

268 43 10
                                    

어제완 다른 사이
친구는 이제 그만

We're different from yesterday, we're not friends anymore

Red Velvet's Day 1

*****

"AHAHAHA APPA! LEPASKAN!"

Perlahan kelopak mata Yeri terbuka. Dua kali kelopaknya mengedip setelah itu. Ia masih mencoba mengingat bagaimana bisa cat kamarnya berubah. Detik berikutnya ia mulai mendudukkan dirinya, suara lain selain nada alarm yang biasa membangunkannya kembali terdengar.

Astaga, tawa siapa itu. Suara tawa laki laki dan tawa seorang gadis? Apa Yeri salah masuk apartemen? Oh, atau dirinya di culik? Mukanya panik. Kakinya mulai beranjak turun dari ranjang, dan berhati hati melangkah mendekati pintu.

Baru dua langkah berjalan, tubuh Yeri terhenti. Ia berdiri tegap, menatap kembali ke sekeliling ruangan. Ah, Yeri baru teringat kalau kemarin ia sudah melangsungkan pernikahannya.

Kepalanya menggeleng cepat. Harusnya ia terbiasa dengan hal hal baru seperti ini. Seperti kamar Jaehyun yang selalu rapi, dan pagi harinya yang mungkin tidak akan sepi lagi.

Yeri masih tetap berdiri di tempatnya. Telinganya masih berusaha menyimak percakapan di luar kamar yang tampak sangat seru di dengar. Terlintas dalam pikirannya rasa takut. Takut misalkan gadis yang tertawa puas di luar sana tidak mau menerima kehadirannya disini.

Baru saja Yeri hendak kembali melangkah, tiba tiba saja pintu di depannya terbuka. Ia semakin gugup saat dirinya mendapat sambutan Jaehyun dan Chaeyun di ambang pintu kamar.

"Oh?! Kau sudah bangun, Yeri-ssi." Jaehyun tampak terkejut.

Tangan Yeri terangkat untuk menggaruk lehernya yang sama sekali tak gatal. Senyum canggungnya muncul. "Ah, selamat pagi." ujarnya benar benar canggung.

"SELAMAT PAGI IMO!" Chaeyun menyahut dengan teriakan girangnya.

Gadis itu berlari kecil mendekati Yeri. Kemudian tangannya menarik narik kecil ujung baju Yeri. Karena paham maksud Chaeyun, ia segera mendudukkan dirinya pada ranjang dibelakangnya.

Jaehyun kemudian mendekat dan menyerahkan kain di tangannya pada Chaeyun yang sudah menaiki ranjang.

"Imo diam dulu yaa." Chaeyun berkata. Tangannya yang sudah memegang kain perlahan terarah pada mata Yeri.

Pemandangan wajah tampan dan senyum indah Jaehyun terakhir terlihat mata Yeri. Sebelum kedua kelopak itu terpaksa tertutup saat kain yang Chaeyun bawa mulai menghalangi indra penglihatannya.

"Appa, bantu ikat."

Yeri dapat merasakan bahwa tangan mungil Chaeyun mulai menggenggam tangannya. Setelah dirasa ikatan kain pada belakang kepala Yeri sudah kuat, tangan lain menyapa lengan Yeri. Menggenggam lengan Yeri lembut.

"Aku harus menuntunmu." Suara Jaehyun terdengar benar benar dekat dengan telinga Yeri.

Perempuan itu mengangguk. Ia tak pernah melepas genggaman Chaeyun di tangan kanannya dan mencoba untuk biasa saja dengan tangan Jaehyun di lengan kirinya.

Hanya beberapa langkah Yeri berjalan. Dua orang yang mulanya ada di kedua sisinya sudah dirasa pergi. Yeri berdiri tegap. Takut untuk bergerak kemanapun karena penglihatannya tertutup kain.

"Ih appa kenapa ikut kesini?! Appa harusnya tetap disitu. Menemani imo. Bantu Yeri imo buka penutup matanya." suara Chaeyun kembali terdengar. Mengundang senyum Yeri untuk muncul.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang