36. Happily Ever After

218 27 8
                                    

땡 하고 열두 시가 돼도
난 곁에 네 곁에
Happily ever after

When the clock strikes midnight
By my side, by your side
Happily ever after

-Red Velvet's Happily Ever After-

*****

"Aku satu minggu yang akan datang ke luar negeri." ujar Jaehyun di tengah keheningan meja makan.

Beruntung detik itu Chaeyun sedang sibuk bermain dengan paman yang sangat ia sukai- Mark. Maka dari itu Jaehyun sangat membicarakan ini dengan Yeri dan dua orang dewasa di depannya.

Baekhyun dan Taeyeon saling menatap satu sama lain. Namun, mereka masih diam, membiarkan Jaehyun untuk melanjutkan kalimatnya.

"Kami sudah menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan luar negeri. Dan mungkin waktunya lumayan lama." kata Jaehyun.

Sungguh. Pria itu tidak berani menatap Yeri setelah berkata demikian. Ia tidak mau tiba-tiba langsung berinisiatif membatalkan jadwal kala melihat wajah Yeri. Pertama, ia sangat mencintai perempuan disebelahnya. Kedua, ia benar-benar tidak bisa meninggalkan Yeri sebenarnya- ya tentu saja karena alasan yang pertama.

"Mendadak?" Yeri menyahut.

"Menurutku ini tidak cukup mendadak. Karena keputusan ke luar negeri ini baru diputuskan perusahaan tadi pagi." ujar Jaehyun.

Yeri menghela napas. Ia ingin berbicara namun dengan cepat ia urungkan. Malah dirinya kembali sibuk memakan makanannya. Padahal helaan napas kecewanya barusan sudah mampu membuat hati Jaehyun terenyuh- namun masih tidak berani menolehkan kepala. 

"Apa perlu kami membantumu?" Baekhyun akhirnya bersuara.

Jaehyun samar-samar mencengkeram sumpit di tangannya. Ia masih was-was memikirkan bagaimana reaksi Yeri detik ini. "Eomma bersedia membantu kalau mungkin aku kurang bisa mengendalikan suasana dan segala macam di luar." kata Jaehyun, pada akhirnya.

"Hmm, bagus. Semoga lancar urusanmu. Semangat juga, pastikan semua yang harus dibawa itu ada. Berkas-berkas dan lain sebagainya." ujar Taeyeon yang dibalas anggukan oleh Jaehyun.

Yeri tanpa berbicara bangkit dari duduknya. Kemudian berjalan menuju dapur yang membuat Jaehyun samar-samar menghembuskan napas, antara lega dan juga takut.

"Anak itu kenapa?" tanya Mark yang baru saja hadir di meja makan. Ia dengan seenak hati duduk di bangku yang baru saja di duduki Yeri.

"Ck ck, Yeri-ya. Kalau sudah makan itu habiskan, atau kalau tidak habis bawa saja ke dalam, di cuci sekalian-"

"Kata siapa aku sudah selesai makan. Pergi dari kursiku kau." ujar Yeri dingin tepat setelah keluar dari dapur dengan membawa dua mangkuk berisi nasi yang banyak.

Mark yang merasa ada kejanggalan pada Yeri segera berdiri. Lalu membiarkan si empunya kursi duduk kembali. Dan memperhatikan bagaimana Yeri yang menyodorkan satu mangkuk kepada Jaehyun dan satunya ia letakkan di depannya.

Yeri kemudian mengambil kimchi di atas meja untuk ia letakkan di atas nasi penuh Jaehyun.

"Makan yang banyak. Persiapan yang banyak sebelum pergi ke negara orang dan tidak bisa merasakan masakan eomma lagi." kata Yeri dengan tersenyum pasrah kala matanya bertemu dengan mata Jaehyun.

Beginilah rasanya.. Hidup dengan seorang gila kerja atau pembisnis dengan sifat ambisnya.

Mark menghela napas lelah. Ia selalu mengeluh dalam hati kalau melihat keromantisan yang entah secara langsung ditunjukkan atau tidak oleh Yeri dan Jaehyun ini. Ia kemudian mulai duduk di sebelah Yeri. Tangannya lagi-lagi dengan seenak jidat mengambil alih mangkuk penuh nasi di depan Yeri.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang