내 마음속에 내 하루속에
온통 너로 가득해 너로 넘친단 말이야
너도 그렇니?
My heart and my days
Are filled with you, you overflow
Do you feel the same?
-Red Velvet's See The Stars— Hotel Del Luna OST-
*****
Yeri menatap Jaehyun di sebelahnya yang terus menunduk sejak keluar dari rumah sakit tadi. Keduanya kini berada di taman dekat rumah sakit. Perlahan Yeri mendekat sebelum menggandeng lengan Jaehyun dan menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun.
"Tegap oppa. Kau lelaki yang sudah mau memiliki anak kedua. Kau juga punya istri. Jangan kau diamkan aku kalau ada masalah. Kita menikah bukan untuk senang-senang saja, tapi juga berbagi keluh kesah." ujar Yeri pelan.
Jaehyun menatap Yeri sebentar. Ia hendak berbicara, namun ia urungkan sampai akhirnya ia menghela napas panjang. "Aku tidak mau menambahi beban pikiranmu sayang."
"Kalau begitu, supaya adil aku keluar dari rumah saja biar aku tidak membebanimu karena tinggal di rumahmu. Tinggal di rumah besar itu tidak mudah loh, harusnya biayanya mahal."
Jaehyun berdecak. "Kan itu rumah untuk kita sayang, ish. Kenapa jadi berbicara begitu sih."
"Ya tidak kenapa-kenapa. Kan kau tidak mau menambah beban pikiranku. Jadi ya aku juga tidak mau menambah bebanmu." jawab Yeri enteng.
Jaehyun membalasnya dengan memberi sebuah pelukan dan kecupan singkat di kening Yeri. "Aku mau seperti ini terus."
Yeri mengangguk dalam pelukan. "Iya. Aku juga. Biarkan seperti ini, kalau bisa sampai matahari terbit." ujarnya.
Ah, bahkan matahari baru saja terbenam. Keduanya terdiam beberapa detik. Sampai akhirnya Jaehyun kembali berbicara.
"Maaf, aku membuat keributan di internet." ujarnya.
Padahal Jaehyun tahu lika liku di dalam pekerjaan rumitnya. Namun, dirinya tidak sadar kalau dirinya bisa merasa tidak berharga begini karena kelemahannya adalah Yeri sendiri.
"Kau melakukan yang terbaik, oppa. Kenapa minta maaf?" balas Yeri.
"Benarkah? Aku melakukan yang terbaik?"
Yeri mengusap punggung Jaehyun pelan. "Mau sampai kapan kau selemah ini kalau ada sesuatu menyangkut aku, oppa? Kita kan masih bisa berpelukan seperti ini kalau kau lelah. Tapi aku tidak mau kau putus asa begini, oppa."
"Kalau besok aku berangkat, dan sampai dua bulan aku tidak ada di dekatmu kita tidak bisa berpelukan seperti ini." ujar Jaehyun tiba-tiba.
Ah, jadi ini alasan kegundahan Jaehyun sedari tadi. Sebab besok dirinya sudah harus meninggalkan negara ini guna perjalanan kerja ke luar negeri?
Yeri sendiri sebenarnya sudah menyiapkan diri kalau saja Jaehyun tiba-tiba harus berangkat ke luar negeri. Tapi tidak tiba-tiba besok begini. Ia juga cukup terkejut kala Jaehyun berkata demikian.
"Aku tidak bisa meninggalkanmu. Kalau media masih gencar mencari info tentangmu bagaimana? Huh, ini semua karenaku." ucap Jaehyun sekali lagi.
"Kau tahu negara ini lebih tertarik dengan kehidupan selebriti daripada kita. Kau bisa melakukan perjalanan bisnis dengan mudah tanpa memikirkan aku disini. Aku pandai melindungi diri sendiri." jelas Yeri berusaha menenangkan.
Keduanya terdiam lagi beberapa detik.
"Kau mau aku pergi, sayang?" tanya Jaehyun tiba-tiba.
Yeri mengeratkan pelukan, "Tidak." gumamnya. Kemudian melepas pelukan guna menatap mata Jaehyun. Ia tersenyum, "Tapi kau pergi untuk kerja. Aku tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal. Kau handal dalam melakukan pekerjaanmu. Aku percaya kau bisa." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited, Jaeri (END)
Fanfiction"Maukah kau mengisi posisi ibu untuk Chaeyun, Yeri-ssi?" Yeri menolehkan kepalanya menatap pria itu. Ia terdiam begitu lama. Otak dan hatinya masih sangat tidak tenang sekarang. Membuatnya hanya bisa menatap wajah Jaehyun dalam diam karena tak tahu...
