더 이상 아무 말도 못하고
눈을 감고 있지만
눈을 떠 바라보며 울기엔
너무 진한 아픔이라고
I’m unable to say anything anymore
And am closing my eyes
I said this pain is too strong
For me to cry, watching you with open eyes-Red Velvet's Rose Scent Breeze-
*****
"AAAAAAAHH WAEEEE?"
Tangan Yeri kembali menarik beberapa lembar tisu guna mengusap air mata dan ingusnya. Ia tidak peduli dengan tatapan tiga orang- keluarganya yang sangat prihatin melihatnya.
"Kau kenapa Yerim-a? Datang-datang menangis tanpa mau menceritakan sedikitpun masalahmu." ujar Taeyeon.
Dua orang dewasa disana menghela napas. Padahal lima belas menit lalu kala mendengar kabar Yeri pulang dengan menangis itu sudah membuat Taeyeon maupun Baekhyun kalang kabut. Malah setelah sampai, pun bermenit-menit berlalu sosok yang masih sesenggukan itu tidak mau bercerita.
Dan jangan lupakan Mark. Yang duduk di hadapan Yeri dengan menggeleng dan memegangi kepala sebab lelah melihat Yeri yang seperti itu. Makanya ia masa bodoh. Ia memilih sibuk memakan buah semangka dengan melihat film kesukaannya tanpa memedulikan keramaian di ruangan yang sama.
"Aku kesal padanyaaa!" teriak Yeri yang membuat gaduh orang tua asuhnya padahal baru beberapa detik berniat menunggu Yeri untuk tenang.
"Tapi aku lebih kesal karena aku menangisi dia sekarang HUAAA!" seru Yeri lagi.
"Mark! Ini kenapa sih astagaaa?" gemas Taeyeon yang sebenarnya sudah ditanyakan beberapa menit lalu oleh Baekhyun.
"Pasti masalah keluarganya." balas Mark santai.
"Heii. Yerim-a. Sayang. Ayo tenang dulu. Setelah itu cerita, apa yang sebenarnya terjadi." ujar Baekhyun dengan sangat lembut. Sekuat tenaga untuk menenangkan putri kesayangannya.
"AAH-"
"WAEE?" sentak Taeyeon yang terkejut sebab Yeri tiba-tiba berseru seraya berdiri dari sofa.
"Aku harus menjemput Chaeyun." gumam Yeri ditengah sesengguknya.
"Aigoo. Kupikir dia lupa kalau dirinya adalah ibu." gumam Mark. Ia kemudian mencondongkan tubuh. "Yak! Pakai kaca mata kalau tidak mau anakmu tahu masalah orang tuanya!" serunya jenaka yang tentu saja membuat sebuah pukulan di bahu ia dapatkan dari sang ibu.
"Eoh majja! Eomma, pinjam kaca mata hitamnya." kata Yeri yang kemudian mencari kaca mata di lemari depan. Setelah menemukan benda yang ia maksud, dengan cepat ia pergi yang membuat Mark mengangguk bangga pada dirinya sendiri.
Hingga detik berikutnya-
'Plak!'
"Waee eomma! Kenapa malah memukulku?" kesal Mark.
"Anak itu hanya mendengarkanmu. Kenapa tidak kau coba menenangkan dari tadi?" omel Taeyeon.
"Biarkan. Aku butuh bukti untuk mengirimkan ke Jaehyun hyung." balas Mark.
"Kenapa kau malah begitu? Itu akan memperburuk suasana keduanya." kata Taeyeon lagi.
"Aniya. Itu benar. Kalau tidak dikirim ke Jaehyun. Biarkan saja buat ancaman biar putrimu mau cerita." sahut Baekhyun.
Taeyeon menelisik pada dua pria di depannya. "Kalian memojokkan Jaehyun?"
"Aniya. Ini masalah laki-laki eomma. Tidak perlu khawatir." balas Mark dengan tersenyum hangat agar Taeyeon tidak kembali memukulnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/254454855-288-k310791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited, Jaeri (END)
Fanfiction"Maukah kau mengisi posisi ibu untuk Chaeyun, Yeri-ssi?" Yeri menolehkan kepalanya menatap pria itu. Ia terdiam begitu lama. Otak dan hatinya masih sangat tidak tenang sekarang. Membuatnya hanya bisa menatap wajah Jaehyun dalam diam karena tak tahu...