My dear, my love, my best
지금 아주 먼 곳에 있다 해도
우린 이어진 마음으로
오직 사랑하는 사람들만 들리는
둘만의 언어로 말하고 싶어My dear, my love, my best
Even if you’re far away
With our connected hearts
I want to speak to you with our own language
That only people in love can hear-Red Velvet's My Dear-
*****Yang beberapa detik lalu Yeri bicarakan, kini sedang berdiri dari tempatnya duduk seakan memberi Yeri dan Jaehyun tempat untuk duduk.
"Ah nee Abeonim selamat siang. Maaf abeonim, sepertinya kita hanya beberapa minggu tidak bertemu, tapi entah ini perasaanku saja atau apalah, abeonim kurusan?"
Persetan dengan Jaehyun yang masih tidak mau bergerak, Yeri kini sudah memasuki ruangan itu hendak menyapa Donghae. Namun, belum sempat Yeri benar benar mendekat pada Donghae, ia tiba tiba terdiam. Kepalanya pening secara tiba tiba. Hingga membuat Jaehyun spontan merangkulnya guna menahan agar tidak tumbang.
"Yerim-a? Ada apa? Apa kau sakit?" Donghae yang berusaha mendekat segera Jaehyun cegah dengan lengannya.
"Gwenchana-yo abeonim." balas Yeri sopan seraya menurunkan lengan Jaehyun yang masih menghalangi Donghae.
Tahu kan? Yeri dari kecil selalu menghormati orang dewasa. Maka ia tidak suka melihat Jaehyun seperti itu pada ayahnya sendiri.
"Oppa, apa mungkin aroma ruangan ini membuatku pusing." tak mau ambil banyak waktu Yeri berbisik pada Jaehyun.
"Ini...Ini bukan aroma ruangan--"
Detik berikutnya Jaehyun menatap Donghae tajam, "Tuan Lee, tolong anda jangan muncul dihadapan istri saya selagi anda memakai parfum itu." ujar Jaehyun menjauhkan Yeri dari ruangan itu.
Yeri menghela napas tepat setelah menginjakkan kaki di luar ruangan, lagi. "Oppa, bagaimanapun cerita yang sudah lewat, abeonim tetap ayahmu. Kau tidak boleh memperlakukan abeonim seperti itu."
"Yeri-ya.."
"Jungkook oppa belum sadar kan itu. Yasudah kuberi waktu untukmu sama abeonim berbicara di dalam. Aku tunggu disini ya? Selesaikan masalahmu dengan abeonim."
Yeri berbicara sehangat mungkin. Harap harap Jaehyun mau mengikuti ucapannya. Karena ia juga tahu kalau ini sangat berat bagi Jaehyun untuk berhadapan dengan sang ayah. Tapi bagaimanapun..
"Sayang, ayolah.."
"Oppa.. Mudahnya begini, anggap kau ada di posisi abeonim. Pasti ada alasan dibalik semua sikapnya ini." Yeri memutuskan untuk duduk di kursi tunggu di dekatnya. Setelah itu tersenyum lebar pada Jaehyun.
"At least, you just miss him, oppa."
*****
Donghae tampak menggosok-gosokkan telapak tangannya pada pahanya. Sengaja ia meniup angin, agar sedikit menetralisir rasa canggung yang sedang merajarela dari sepuluh menit yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited, Jaeri (END)
Fanfiction"Maukah kau mengisi posisi ibu untuk Chaeyun, Yeri-ssi?" Yeri menolehkan kepalanya menatap pria itu. Ia terdiam begitu lama. Otak dan hatinya masih sangat tidak tenang sekarang. Membuatnya hanya bisa menatap wajah Jaehyun dalam diam karena tak tahu...