13. Take It Slow

236 36 10
                                    

나 알잖아 쉽게 맘 안 여는 사람
천천히 와줘 날 더 지켜 줘

You know me, I don’t open my heart easily
Come to me slowly, protect me more

Red Velvet's Take It Slow

*****

"Berdiri dulu, cantik."

Jaehyun terdiam. Memperhatikan pemandangan pagi hari yang belum pernah ia temui sebelumnya. Disana, di kamar Chaeyun, putrinya itu kini bersama Yeri yang tengah merapikan penampilan si kecil.

"Sudah, duduklah lagi." Yeri kembali berkata membuat gadis itu terduduk kembali di atas sofa.

"Imo, pasti bermain diluar menyenangkan. Aku sering melihatnya. Di taman biasanya banyak anak bermain, terus aku sering melihat bus sekolah di pagi hari. Andai kalau aku bisa sekolah seperti banyak anak seumuranku. Bermain diluar bersama teman teman. Belajar bersama juga, pasti sangat menyenangkan." Chaeyun berkata sepanjang Yeri menghias rambutnya.

Pipi Yeri terangkat mendengarkannya. Urusannya sudah selesai- merias Chaeyun dengan menggunakan seragam sekolah. Ia memundurkan tubuhnya. Tangannya tergerak meraih cermin kecil yang tergeletak di dekatnya.

"Lihat." ujarnya mengarahkan cermin pada gadis di depannya.

"Wah! Rambutku berubah." Chaeyun menatap kagum surainya yang panjang nan lurus. Gelombang yang tadinya ada disana kini menghilang, benar benar tidak ada. Ia tersenyum senang.

"Oh!" Celetuknya lagi setelah sadar kalau penampilannya sudah berubah.

Kaki kecil Chaeyun melompat turun dari ranjangnya. Baru saja ia hendak berlari menuju cermin besar, namun tidak jadi saat melihat Jaehyun yang masih berdiri dalam diam di ambang pintu.

"Apa yang appa lakukan disitu?"

Senyum Jaehyun terbit. Ia berjalan mendekati pada sang putri. Ia samamakan tinggi badannya dengan Chaeyun. Tangannya tergerak menyentuh pipi gadis itu.

"Appa disini untuk melihat putri cantik appa saat mengenakan seragam begini."

Chaeyun tersenyum bangga. "Eum! Majja. Na yeppeo. Kalau tidak cantik berarti aku bukan anak appa dong." ujarnya asal.

(Majja= Benar/ Na yeppeo= Aku cantik)

Detik berikutnya gadis setinggi pinggang Jaehyun itu berlari menuju cermin besar yang terletak di dekat pintu. Tak lama suara suara kagum dari mulut Chaeyun terdengar. Ya, tidak jauh mengagumi dirinya sendiri.

"Itu seragammu, Yeri-ssi?" tanya Jaehyun setelah duduk di karpet bulu kamar tersebut.

"Iya. Hadiah pertama saat aku baru sampai di Seoul." Yeri menjawab, seraya mulai ikut duduk di sebelah Jaehyun.

Untuk beberapa saat, hening mendominasi. Jaehyun dan Yeri sama sama sibuk menatap Chaeyun yang masih menatap cermin dengan berputar putar girang, mengagumi dirinya sendiri yang baru pertama kali mengenakan seragam.

Hingga tiba tiba Jaehyun mulai mengalihkan pandangan. "Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik, Yeri-ssi?" tanyanya.

Yah, mengingat kemarin, Yeri banyak menghabiskan waktu bermain dengan Chaeyun setelah pulang dari apartemennya. Jaehyun tak bisa terlalu lama di rumah. Banyak pekerjaan menunggu, hingga ia baru kembali menginjakkan kaki saat semua ruangan sudah gelap.

Yeri tersenyum kecil, ia menggeleng. "Aku masih berusaha untuk tidak egois. Dari kemarin aku tidak membuka ponselku, Jungkook oppa terus menghubungiku."

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang