10. With You

279 47 9
                                    


하얀 첫눈 같은 별빛들
그 아래 너와 나의 입맞춤
꿈만 같아

The shining stars above are like the first snow fall
As the two of us kiss, it's like a dream

Red Velvet's With You.

*****

'ding dong!'

Yeri terperanjat. Ia yang tengah sibuk mencatat sesuatu di buku catatan segera berdiri dan berlari menuju pintu. Ia lupa untuk melihat dahulu siapa tamunya lewat layar persegi panjang di sebelah pintu.

"Annyeong!"

Hatinya senang karena bisa melihat wajah Jungkook di saat sekarang ini otaknya penuh dengan segala pemikiran pemikiran membingungkan. Namun, meskipun ia senang, senyumnya tak boleh ia keluarkan tepat di depan pria itu sekarang. Ia tahu pasti Jungkook kesini sebagai temannya. Yang akan memberinya selamat untuk harinya besok.

Ah, kalau seperti itu, sepertinya hari ini akan menjadi sangat menyedihkan lagi bagi Yeri.

"Ah imo, aku rindu~" gadis kecil yang sedari tadi terabaikan mendorong tubuh Yeri agar bisa memasuki tempat kebanggaan perempuan itu.

Yeri menghembuskan napas. "Masuklah, bukankah kau sudah lama tidak kesini?" Ia berkata pada Jungkook. Namun, tubuhnya berbalik, mengikuti Chaeyun yang sudah berlarian senang di ruang tamu.

"Chaeyun-ie, berhenti lari lari, cantik. Takut kau kenapa kenapa nanti." ujar Yeri.

Gadis itu berhenti seketika. Mulai menatap Yeri dan berjalan mendekat. Tangannya sudah tergerak mencengkeram pakaian bagian dadanya. "Begitu saja lelah, huh."

Yeri tersenyum kecil. Ia berjalan sebentar menuju dapur untuk mengambil satu botol air. "Minumlah." ujarnya saat dirinya memberikan botol itu pada Chaeyun.

Lanjut Yeri mendudukkan dirinya. "Appa, masih belum pulang ya?" Gadis itu menggeleng sebagai jawaban. Membuat Yeri menghela napas.

Iya! Jadi, bagaimana bisa si Jaehyun itu terus ada urusan di luar kota. Sudah lebih dari satu minggu lalu hingga sudah kurang hari menuju hari pernikahannya datang. Kan Yeri kalau begini tidak bisa apa apa. Bukan masalah urusan pernikahan, melainkan urusan hatinya.

Selalu, satu minggu sekali Jungkook menemui Yeri, dengan alasan membawa Chaeyun yang memaksa untuk bertemu. Bisa bisa kalau begini Yeri sendiri yang kalah. Ia yang dari awal ingin tahu perasaan Jungkook padanya, malah dirinya sendiri yang selalu berakhir menangis di malam hari. Urusan hati memang merupakan urusan paling menyusahkan berstandart tinggi. Apalagi kalau hatinya terjebak pada teman yang benar benar dekat hingga terasa seperti saudara.

Perkaranya hanya satu. Yeri ingin Jungkook tahu perasaannya pada pria itu. Namun, disisi lain, Yeri pikir Jungkook lebih tahu dulu tentang dirinya yang sudah setuju menikah dengan Jaehyun-- apalagi dengan alasan utama Chaeyun. Maka ia juga tak bisa jujur begitu saja.

"Bagaimana perasaanmu? Besok kau sudah menikah saja."--- "Haha, padahal seperti baru kemarin aku bertemu denganmu. Kau sudah mau menikah saja, sekarang."

Bukan. Bukan pembahasan ini yang Yeri inginkan. Hatinya sakit mendengar dari mulut sang pujaan yang berbicara begitu.

Namun lagi lagi. Ia tak bisa menjauh. "Gugup tentu saja." -Canggung. Dan Yeri harus mengimbangi pembahasan itu- "Baru kemarin aku hampir memukulmu karena kukira kau maling." ujarnya.

Akan Jungkook ulangi lagi, mereka adalah teman. Berawal dari teman. Dan selamanya akan seperti itu.

Jungkook tertawa. Tawanya itu tidak bohong. Yeri melihat senyumnya itu tidak menyiratkan unsur kebohongan sedikit pun.

Unrequited, Jaeri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang