Kami Marah

86 7 15
                                    

Apa hanya orang besar boleh marah?
Ketika kami berontak tidak ingin disuntik
Dengan kebohongan-kebohongan yang masif
Agar bersemayam nyaman di tubuh kami yang renta dan rapuh ini konspirasi jahat itu
Menjadi galih berakar di sum-sum tulang penyangga kehidupan
Dan kami harus mengiyakan kebodohan kalian menjadi kebodohan kami sendiri.

Bukankah lumrah jika kami marah?
Ketika tahi kami mengapung memenuhi halaman rumah kami
Bukankah kami sudah mengubur tahi kami sedalam kebodohan kalian
Bahkan teramat dalam di buritan rumah-rumah kami
Tengok orang besar, tahi-tahi kami mengapung ringan di permukaan air
Yang menenggelamkan kenyamanan kami.

Kami marah karena dosa-dosa kalian orang-orang besar, yang merasa besar, dan membesarkan diri dengan keserakahan yang masif
Maka kering kerontang daringan di dapur
Asap tak bisa mengebul seperti layaknya
Api padam sepadamnya meski gemuruh api berkecamuk hebat di hati kami orang-orang kecil yang marah
Kamu? Hanya datang memandang kami mendayung sampan mencari bukit
Menyeringai pura-pura simpati, sambil merogoh kocek sampil mengulurkan uang lusuh bau tetek dan memek.

Ajing!
Kampang!
Keparat!
Bangsat!
Berserapah buncah mulut kami
Meleleh panas bak lava pijar Gunung Merapi
Kami marah orang besar!

Mengkawuk, 29 Januari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KASAK KUSUK DALAM KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang