Pasukan malaikat turun dari langit, meniti cahaya
Mereka laskar dari kerajaan langit
Langit yang Mahatinggi
Langgit yang Mahaluas
Langit yang Mahaagung
Langit yang Mahakuasa
Langit yang Mahamengetahui
Menuju sebuah kampaye politik pemilihan umum
Di negeriku.Aku lihat, mereka menenteng gada
Menghulus pedang
Membawa cemeti
Menyeret rantai besi
Mengusung batu dari jahanam
Sepertinya mereka membawa murka langit.Mereka membawa murka langit
Ayat – ayat suci telah dilacurkan
Di atas podium panggung orasi
Di kancah perebutan kursi – kursi kekuasaan.
Yang kotor dan penuh intrik politik.Aku gemetar di bawah pohon waru
Sampai terkemih – kemih.Kemudian,
Di jalan tiba- tiba manusia pecah membuncah
Berlari ke segala penjuru mata angin
Penjuru yang semuanya bermuara ke jahanam.Aku lihat mereka:
Ada yang buntung kakinya
Kepalanya menggelinding
Ususnya terburai
Tapi mereka tidak peduli, tetap berlari dan berlari
Sambil menjinjing kepalanya,
Menyeret ususnya,
Memanggul perutnya,
Mengempit kakinya.Itu para politisi yang tadi berorasi di atas panggung
Melacurkan ayat – ayat suci untuk kekuasaan
Sepertinya pasukan malaikat tadi telah meluluhlantakkan panggung kampaye itu.Laskar langit yang murka mengejar orang – orang itu
Berlari menuju jahanam yang telah terbuka lebar – lebar.
Mereka digiring masuk kandang abadinya.
Disitulah mereka akan mewakili rakyat.
Jahanam yang siksanya mahapedih.
Jahanan yang azabnya abadi.Oleh: S.S.Van Beuteles
Galela, 03 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
KASAK KUSUK DALAM KELAMBU
Poetry# 1 Dalam Poem 17-01-2022 #1 Dalam Satire 19 -01-2022 #2 Dalam Antologi 16-01-2019 #5 Dalam Poem 16-01-2019 #8 Dalam Sajak 16-01-2019 #1 Dalam Satire 08-07-2018 #3 Dalam Satire 10-05-2018 #12 dalam poetry 11-02-2017 #13 dalam poetry 06-02-2017 #18 d...