Malam itu, coba kau ingat.
Di puncak bukit Soakonora, kala bulan bersemayam di peraduan
Di tumbir danau Galela
Keping – keping mimpimu kau susun di raut purnama itu.
Membentuk mozaik indah bak pualam adiwarna.Disaksikan angin yang menuruni bukit Tarakani.
Malam itu.
Bintang – bintang yang jatuh berserak di imperium khayali.
Aku susun menjadi puzzle yang mahaindah.
"Ini mahkota untukmu gadisku"
Engkau hanya tersenyum lalu berjalan menuruni bukit,
Kemana engkau?Hei, dengar!
Tidakkah engkau ingin mendengar deskripsiku tentang Dukono?
Tentang Soamola.
Tentang Teluk Galela
Tentang bintang laut
Terubu karangEsoknya,
Engkau berdiri di tepi teluk Galela berpasir hitam.
menyongsong matahari
Dan kepingan cahaya matahari berserak di ujung jari kakimu
Terhempas dari segara yang dibawa riak ombak menepi.
Kau punguti dan kau susun menjadi mozaik adiwarna.Dengar,
Matahari diciptakan bukan hanya untukmu.
Dan engkau berpaling ketika rungumu terusik bisik.
Tuhan...cahaya matamu lebih gemilang dari matahari.
Kini..
Aku ingin menyusun mahkota untukmu dari puzzle cahaya matamu.
Dan menyematkan mahkota itu di kubah tertinggi imperium khayalku.
Kau Gadis Matahari.Oleh: S.S.Van Beuteles
Galela, 12 Ramadhan 1437
KAMU SEDANG MEMBACA
KASAK KUSUK DALAM KELAMBU
Poesia# 1 Dalam Poem 17-01-2022 #1 Dalam Satire 19 -01-2022 #2 Dalam Antologi 16-01-2019 #5 Dalam Poem 16-01-2019 #8 Dalam Sajak 16-01-2019 #1 Dalam Satire 08-07-2018 #3 Dalam Satire 10-05-2018 #12 dalam poetry 11-02-2017 #13 dalam poetry 06-02-2017 #18 d...