Kau pernah katakan,
Dan aku masih ingat, karena bahasamu aku simpan di kerajaan benakku yang kalut.
"aku tidak akan pernah pergi darimu"
Coba kau ingat?Bukan aku saja kini yang terkubur dalam bingkai sepi.
Juga ilalang belakang gubuk di huma kita dulu.
Kambing bandot yang selalu mengintai percintaan kita.
Burung emprit yang selalu membacakan sajak untuk kita.
Kabut pagi yang selalu menuntun embun menyucikan kita.
Pun bulan kini manggu tanpamu.Tiga tahun lalu perjumpaan kita.
Dalam garis takdir yang sama-sama kita pijak.
Lurus menuju tabir yang abstrak.
Ialah mimpimu tentang aku dan kau.
Itu entitas bagikuKini kau tinggalkan renjana.
Yang tak dapat aku lawan.
Sepi terkutuk itu mengurungku
Dalam dimensi ruang – waktu
Tanpa aku tahu batas dan celahnya.Kau diam mengamatiku dari dimensi lain nun jauh.
Sebuah persinggahan yang kau rencanakan.
Untuk membangun imperium mimpimu yang agung.
Disana kelak kau akan bertahta
Dan aku tetap terkurung dalam penjara hatimu,
Dan aku menjadi rindu.Oleh: S.S.Van Beuteles
Galela, 25 Juli 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
KASAK KUSUK DALAM KELAMBU
Puisi# 1 Dalam Poem 17-01-2022 #1 Dalam Satire 19 -01-2022 #2 Dalam Antologi 16-01-2019 #5 Dalam Poem 16-01-2019 #8 Dalam Sajak 16-01-2019 #1 Dalam Satire 08-07-2018 #3 Dalam Satire 10-05-2018 #12 dalam poetry 11-02-2017 #13 dalam poetry 06-02-2017 #18 d...