AMINAH DAN KUCING BUDUK

239 39 98
                                    

Aminah menangis
Di pintu dapur rumahnya
Tak ada beras yang bisa ditanak
Tak ada nikmat yang bisa dikecap
Bersama bayinya sekarat
Bersama kucing buduk yang bermandi abu tungku dapurnya
Sisa kehangatan hampir sirna
Kucing itu pun tak kuasa merengek.

Aminah menangis
Di dapurnya yang lama tak berasap
Bersama bayinya yang merengek menistakan nasib
Menjadi fakir karena takdir
Menjadi lapar karena tak ada sedekah.

Kemana si kaya
Sibuk membilang harta jarahan
Sibuk menghitung hak para dhuafa yang mereka kangkangi
Hak tanak atas beras si miskin mereka dustakan

Aminah dan bayi sekarat itu terampas haknya oleh keserakahan
Kucing buduk itu tak pernah mendapat sisa tuannya yang kelaparan.

MDC_SR 09122016_ssvanbeuteles

KASAK KUSUK DALAM KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang