PERANG

334 51 74
                                    

Dentuman bom jatuh dari tangkainya
Pohon nyiur yang ramah melambai
Ketika angin menegurnya.

Korban berjatuhan,
Serdadu-serdadu, para laskar, pejuang-pejuang
Mereka itu petani kelapa
Terkapar kelaparan
Ketika sekilo kopera hanya dapat ditukar seperempat liter beras.

Serdadu-serdadu yang mati itu bangkit kembali
Ruh mereka dilepaskan dari sayap malaikat
Ketika mendengar jerit anak-anak mereka kelaparan.
Ketika bini - bini mereka meracau kutuki kemiskinan
Mereka memanjat nyiur itu lagi
Melupakan kematiannya.
Membabibuta
Memanjat.
Memanjat
Dan terus memanjat nyiur
Bom kembali berdentum
Perang dimulai lagi
Perang fatamorgana
Perang yang tiada ada mula, tiada pun akhir
Perang abadi
Perang para manusia di atas bumi.

Perang tiada pula hanya di kebun kelapa
Perang ada dimana - mana
Di ranjang,
Di pasar
Di laut
Di kantor
Di sekolah
Di parleman
Di istana
Di media sosial
Di media massa
Dimanapun tempat tidak ada yang aman dari perang.

Perang pembauran.
Perang berahi
Peraang mulut
Perang batin.
Perang fitnah
Perang komentar
Perang dagang
Perang politik
Perang-perangan atau perang sungguh semuanya fatamorgana
Tak ada negara tak ada penguasa
Semua tentara atas dirinya sendiri
Semua laskar atas nafsunya sendiri
Mulutmu meriammu
Ucapanmu pelurumu
Tanganmu senapanmu
Tulisanmu pelurumu
Yang tertembak adalah nilai-nilai etika, moral.
Yang mati adalah nilai-nilai keadilan
Yang dikubur adalah nilai-nilai kemanusiaan.

Oleh: S.S.Van Beuteles
Galela, 14 Agustus 2016

KASAK KUSUK DALAM KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang