Kakiku melangkah ke timur,
Meniti savana mahaluas,
Aku melihat koloni harimau sedang berdemonstrasi
Di depan sebuah gubuk tua
Di pinggir kali dangkal, airnya kian mengering
Kemarau sedang melanda
Mereka mengusung berbagai spanduk, pamplet, poster bertuliskan:
"Turunkan Hujan, kami kehausan!"
"Air separuh nyawa kami, jangan serakah terhadap air!"
Sedang gambar yang mereka usung:
Monyet jantan dan betina yang sedang menyeringai
Terlihat ompong, menghisap sebuah dot berisi "air"Seekor macan gembong berdiri paling depan, mengadap barisan massa
Memegang megaphone sambil berorasi cas cis cus
Suranya pelo, dan mendesis – desis
Terlalu banyak angin yang keluar dari mulutnya,
Seekor kucing buduk medekati, lalu memotretnya
Kucing itu sepertinya wartawan sebuah koran harian
Ketika harimau gembong itu sedang menganga,
Astaqfirullah,
Satu pun tak ada gigi yang tersisa
Begitupun massa yang menyembut, semua ompong!Mendekati senja, seekor monyet bertampang ayu
Berlipstik merah darah
Bedak melapisi kulit pipinya yang mulus
Bulu mata palsu mengiasi matanya,
Percis seperti sapu ijuk yang belum renta
Ia keluar dari gubuk itu
Dan barisan harimau ompong itu diam
Diam, diam, sungguh senyap
Mata mereka fokus pada monyet molek itu.Tiba-tiba suara merdu keluar dari mulut seksi monyet itu
: Menuntut apa kalian?Air!,
Air!,
Air....!
Teriak para pendemoAir?
Kenapa kepada kami?
Coba jawab!Kalian penguasa daerah!
Ya...kalian penguasa daerah!Bubar kalian!
Kalian salah tempat!
Mintalah kepada pemerintah pusat kalau urusan air!Uuuuuuuuuu....
Teriak para pendemo, dan mereka bubar tepat sebelum azan magrib berkumandangOleh: S.S.Van Beuteles
Galela, 01 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
KASAK KUSUK DALAM KELAMBU
Puisi# 1 Dalam Poem 17-01-2022 #1 Dalam Satire 19 -01-2022 #2 Dalam Antologi 16-01-2019 #5 Dalam Poem 16-01-2019 #8 Dalam Sajak 16-01-2019 #1 Dalam Satire 08-07-2018 #3 Dalam Satire 10-05-2018 #12 dalam poetry 11-02-2017 #13 dalam poetry 06-02-2017 #18 d...