Eunbi memang patah hati, juga kecewa berat.
Tapi ia menutupi itu semua dengan tingkah riangnya yang seperti biasanya.
Ia benar-benar mencoba melupakan semua moment romantis dengan Eunwoo, walaupun hanya via chat, telepon juga video call.
Namun cukup membuat Eunbi berbunga-bunga.
Ia sudah tidak memusingkan masalah Eunwoo lagi, itu katanya sekarang tak tau nanti.Bahkan persoalan Hyunjae pun, sudah selesai.
Ia hanya berfikir, mungkin saja Hyunjae merasa tidak nyaman dengannya.
Dan Orang tuanya memaklumi, toh memang tidak memaksakan.
Karna Hyunjae sendiripun seakan menghilang begitu saja.
Menghilang bersamaan dengan hilangnya Eunwoo.
Bukankah begitu tragis?? Bagaimana bisa datang diwaktu yang hampir berdekatan, dan pergi diwaktu yang sama.Dan pada akhirnya tak ada yang memilih dan dipilih.
Mereka pergi dengan sendirinya, meninggalkan luka yang cukup menyakitkan untuk hati Eunbi.Mungkin saatnya Eunbi menyanyikan sedikit lagu dari Blink dengan judul Akhirnya ku sendiri lagi.
"Kak Bi.. aku besok izin ngga masuk ngga apa-apakan?" tanya Jihan menghentikan lamunan Eunbi.
Eunbi sempat tersentak, kemudian menegakkan punggungnya, menatap Jihan dengan sebelah alis terangkat.
"alesannya apa?"
"aku jadi bride's maid dinikahan temen aku."
Eunbi mengangguk mengerti, kemudian beranjak dari duduknya seraya membawa mug miliknya yang telah kosong.
"ya udah, nanti aku minta souvenirnya ya." seru Eunbi yang dibalas anggukan cepat oleh Jihan.
"tenang Kak Bi, nanti aku bawain."
Eunbi meletakkan mug-nya didekat mesin kasir, meminta Ryujin untuk mengisikan air mineral digelasnya.
"eh, aku bercanda loh.
Salam aja buat yang nikahan, semoga samawa."Jihan kembali mengangguk, lantas beralih pergi kebagian dapur.
Kembali melakukan pekerjaannya, memasukkan macaron kedalam box."hey! Sadgirl~" seru Moonbyul menjatuhkan lengannya dibahu Eunbi, merangkulnya erat.
Ryujin nampak terkekeh menanggapi seruan Moonbyul, walau dirinya tengah menyapu bagian dalam counter kasir.
Sementara Eunbi nampak menggulirkan bola matanya malas."tumben hari biasa kesini?"
"wfh, trus males dirumah direcokin yura." sahut Moonbyul seraya menarik Eunbi untuk duduk dikursi favoritnya (disamping jendela yang mengarah kejalan raya).
"bawa aja sih Yura kesini, gemes tau gue."
Moonbyul menggeleng cepat dengan decakan.
Pasalnya Moon Yura, adik Moonbyul masih berusia 5 tahun.
Dan cukup merepotkan jika Moonbyul membawa-bawa Yura ke cafe."ngga deh makasih, lo belum tau aja kalau Yura udah ngerengek kayak gimana?
Dijamin pusing lo."