Bagi Eunbi menjelajahi dunia adalah impiannya.
Bermain hujan, salju, atau berpanas-panasan adalah hal yang menyenangkan yang ingin ia lakukan.
Menjalin pertemanan dengan puluhan orang diluar sana, bercengkrama tanpa tau waktu, merupakan hal yang ingin ia lakukan selama ini."Morning Suster Lexa." sapa Eunbi tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar televisi yang menayangkan 'we bare bears'.
"Morning Unbi." balasnya.
Lexa bergerak menarik meja diranjang Eunbi, lalu menaruh beberapa macam obat disana.
"eugh! Kapan aku berhenti mengkonsumsi ini?!" keluhnya.
Lexa mengulas senyum tipis, lalu menuangkan air putih kegelas Eunbi.
"apa memar ditubuhmu masih ada?"
Eunbi menggeser mejanya, lalu menyibak selimut yang membungkus kakinya.
"see."
Lexa meringis, ia lalu kembali mengambil botol-botol obat Eunbi, menaruhnya kembali kekeranjang dorong yang dibawanya tadi.
"oh Suster Lexa! Bahkan kau sudah lihat yang lebih parah dari ini.
Jangan membuat wajah seperti itu!"Lexa terkekeh, ia mengangkat kedua tangannya keatas.
Menurunkan sedikit masker hijau yang menutupi hidung serta mulutnya, hingga sebatas piltrum bibirnya."ingat besok dijam 2 Kau terapi radiasi, jangan kabur ketaman belakang dengan alasan kau ingin melukis."
Eunbi menggedikkan bahunya acuh, lalu melompat turun, mendorong tiang infus kedepan kaca jendela besar, hanya untuk membuka gorden yang menutupinya.