Eunbi berdiri didepan gerbang sekolah negeri SMAN 63, meremas kuat tali tas ranselnya dengan helaan nafas panjang.
ia menundukkan pandangannya, menatap seragam sekolahnya yang berwarna putih abu-abu, berbeda dengan seragam sekolah yang biasa ia kenakan.
berwarna abu-abu dengan rok tenis kotak-kotak sebatas paha, seragam sekolah internasional.senyumnya sejak tadi terus mengembang, menatap lalu lalang para siswa dan siswi yang masuk kedalam gedung untuk mengemban pendidikan.
Tak ada orang yang mengenalnya dan ia merasa senang akan hal itu.
Ia cukup malu dan takut jika salah satu siswa/siswi sekolah ini ada yang mengenalnya, cukup malu karna pasti rumor tentang perundungannya akan berhembus cepat dan ia akan kesulitan mencari teman.Ia memang terbiasa menjadi pusat perhatian, disekolah dulu ia lebih sering ditatap sinis, namun disini tak ada tatapan sinis, hanya ada tatapan keingintahuan dan tatapan terpesona padanya.
Eunbi merasa memulai kehidupan baru setelah memilih pergi dari mansion Smith, juga merasa pemotongan rambutnya ritual awal ia mendapat kebahagiaan.
Rambut pendek seleher-nya hanya diberi 2 jepitan hijau mint yang menahan poninya.
pergelangan tangan kirinya tersemat jam tangan baby-g berwarna putih."eum.. Permisi Kak, ruang kepala sekolah dimana ya?" tanya Eunbi pada salah satu siswi yang berdiri dekat pilar dengan kertas polio ditangannya.
"anak baru?"
Eunbi mengangguk cepat, mengulas senyum lebar kala diantarkan menuju ruang kepala sekolah.
"makasih ya Kak.."
"Ruby."
"Arshavina Kak." balas Eunbi kala siswi bernama Ruby membalas jabatan tangannya.
"okay, Arsha.
Gue balik kekelas dulu mau bel." pamit Ruby yang dibalas anggukan oleh Eunbi."oh ya, semoga betah ya disekolah ini." tambah Ruby sebelum benar-benar pergi meninggalkan Eunbi yang menatap takjub obrolan singkat yang cukup berarti buatnya.
🌱🌱🌱
Eunbi menyembulkan kepalanya begitu mendapat perintah masuk dari wali kelas dikelas yang akan ia tempati.
"perkenalkan diri kamu."
Eunbi berdiri didepan kelas tepatnya disamping meja guru.
Mengulas senyum lebar yang nampak kikuk karna merasa cemas."eum.. Hai..
Arshavina Eunbi Sm-
Arshavina Eunbi S, panggil Acha or kalian bisa panggil senyaman kalian.
Maybe Arsha or Vina, salam kenal semuanya." seru Eunbi tertahan dibagian nama belakangnya, setelahnya ia kembali mengenalkan dirinya tanpa memberitahu kata s dibagian belakang namanya."ada yang mau kalian tanyakan sama Arshavina?"
Siswa yang duduk disisi kiri dekat dengan pintu masuk, meja nomor 3 mengangkat tangannya.
"gue Leon Inseong Prasasti, umur lo berapa?"