Sinbi mengetukkan jarinya dipermukaan meja menatap lamat-lamat alat komunikasi sihir dengan dagu menempel diatas meja.
sudah hampir dua bulan penuh ia tidak mendapat panggilan dari Lord Hangga Yohan.
Panggilan terakhirnya adalah sore itu kala Lord Hangga Yohan meminta dua hadiah padanya.
Ia mengalihkan pandangannya ke kedua kotak berbeda ukuran diatas meja, lalu meraih keduanya dengan helaan nafas panjang.Setelah mendapat panggilan dari Lord Hangga Yohan, keesokan paginya Sinbi ditemani oleh Lexa dan Rena kembali kepusat kota untuk membeli satu hadiah lagi untuk Lord Hangga Yohan.
Karna terlalu bingung, akhirnya ia memilih membeli sapu tangan polos dibutik milik designer ternama di Liechtenstein.
Lalu dengan inisiatif dan kreativitas tinggi Sinbi menjahit purple rose disalah satu bagian pojok sapu tangan, tak lupa ia juga menjahitkan nama 'Hangga Yohan Archdame' diatas jahitan bunganya.Karna begitu fokus untuk menjadikan sapu tangan itu terlihat cantik dan rapih, kesepuluh jari-jemari tangan Sinbi sampai terluka karna terkena tusukan jarum.
"kenapa sampai sekarang perang itu belum kunjung berakhir?" gumam Sinbi dengan gurat cemas yang begitu kentara terlihat diwajahnya.
Jujur saja ia mengkhawatirkan Adik, Kakak, Paman dan yang paling penting pada si Ketua Pimpinan Perang 'Lord Hangga Yohan'.
"apa mereka baik-baik saja?"
Sebuah ketukan berirama terdengar dari luar kamar Sinbi, tak lama setelahnya Ibu pengasuh Sinbi, Joanna muncul dengan kepala menunduk hormat.
"sudah waktunya makan siang, Nona."
Sinbi menegakkan punggungnya, lalu beringsut turun dari kursi.
"makan siang dimana? Diruang makan apa di paviliun taman?"
Sinbi menyampirkan surai rambut hitamnya kebelakang telinga, kemudian melangkah beriringan dengan Joanna keluar kamar.
"paviliun taman, Nona. Makan siang hari ini bersama Tuan Perdana Menteri Alexander Chansung berserta Pangeran Ke-3."
Sinbi menghentikan langkah kakinya dengan alis bertaut.
"Pangeran Ke-3? Dalam rangka apa?"
⚔️⚔️⚔️
"Jadi Pangeran Rolland Soobin jauh-jauh datang kesini hanya untuk menanyakan langsung tentang kesediaanku menjadi relawan di panti asuhan Theresia?" tanya Sinbi seraya mengamati berbagai macam bunga yang tertanam ditaman kediamannya.