Hembusan nafas panjang keluar dari belah bibir Sinbi, disebelahnya Leslie hanya bisa terkekeh ringan.
"Healer Leslie apa Pendeta Garda Namjoon setegas itu ketika bertugas?" tanya Sinbi sambil memerhatikan Pamannya yang tengah berbicara serius dengan Ketua Pendeta Carver Seokhoon.
"Pendeta dan Healer yang bertugas dimedan perang memang harus bersikap seperti itu."
"Ahh professional."
"Pro-pro apa?"
Sinbi menoleh panik dengan gelengan kepala heboh.
"maksudku, itu-itu.."
"apa maksudmu citra yang baik? tapi sepertinya kau mengucapkan kata yang tidak ernah kudengar."
"ah ya maksudku itu, eumm kau tau kan kadang para wanita bangsawan suka sekali membuat kata-kata baru untuk bergossip." kilahnya dengan ringisan lebar.
"Eunbi bodoh!! Ini jaman apa, kenapa bisa kata-kata seperti itu keluar dari mulutmu!! Bodoh!! Bodoh!!"
"ya kau benar, para wanita bangsawan kerjanya hanya menggossipkan hal-hal aneh dan segalanya dengan cepat menyebar bagai sambaran api.
Oh-maaf bukan maksudku menghina-"Sinbi dengan cepat menggeleng.
"tidak apa, memang faktanya seperti itu."
"Healer Leslie, Lady Chartiana Sinbi, bisa kemari sebentar aku butuh bantuan kalian." panggil Pendeta Garda Namjoon.
Sinbi dan Leslie cepat-cepat beranjak dari duduknya, lalu keduanya meghampiri Pendeta Garda Namjoon.
"Healer Leslie ada beberapa ksatria yang membutuhkan penyembuhan di tenda sayap barat.
Dan Lady Chartiana Sinbi, tolong rawat Ksatria Dorgan Seobin."Sinbi melirik pria yang tengah duduk menyandar dipohon dengan kepala tertunduk memandangi gelas berisi teh hangat yang uapnya masih mengepul.
"tapi kulihat dia tidak terluka sama sekali?"
Pendeta Garda Namjoon mengulas senyum lembut, ia mengusap penuh kelembutan puncak kepala Sinbi, lalu menunjuk kakinya yang dililit perban dan diberi sanggahan kayu.