Sudah 1 minggu berlalu sejak Eunbi bersekolah disini dan menempati kelas ini, tapi ia belum juga bisa beradaptasi dengan teman-teman kelasnya.
Ia menghapal nama-nama semua temannya, tapi untuk memulai pembicaraan ia begitu malu.
Ia tidak pandai bersosialisasi dan ia juga merasa baik-baik saja jika sendirian.
Mengingat ia pindah karna kasus pembully-an yang ia rasakan disekolahnya dulu, ia jadi sedikit takut menjalini hubungan pertemanan.
Namun sepertinya anak-anak dikelasnya negitu baik menyambut kedatangannya, walau kadang ia merasa canggung diantara mereka.
Sudah ia katakan bukan kalau ia tidak pandai bersosialisasi."Eunbi! Mau kekantin bersama?" ajak Yerin yang dibalas anggukan samar olehnya.
"menu hari ini apa?" tanya Eunbi mencoba berbasa-basi.
Yerin terkekeh pelan ditempatnya, ia lalu menempatkan lengannya disela lengan Eunbi dan memeluknya erat.
"Eunbi, kau lucu sekali sih."
"eh?"
"hehe.. Maaf aku melewati pertanyaanmu begitu saja, habis kau lucu sekali.
Tidak usah canggung padaku atau teman yang lainnya, mengerti."Anggukan Yerin dapatkan dari Eunbi, membuat Yerin memekik gemas.
"kenapa kau lucu sekali sih.. Kau tau kau itu anggota termuda dikelas kami, jadi kami sudah menganggapmu sebagai adik lucu kami tau." ujar Yerin yang dibalas ringisan samar oleh Eunbi.
Eunbi memang anggota termuda dikelasnya, mengingat Eunbi lahir ditahun 98 sementara teman-teman sekelasnya kelahiran 96, bahkan yang paling tua 95.
Mengingat disekolahnya dulu ia masuk kelas unggulan, kelas dimana berisi anak-anak akselerasi yang bersaing meraih nilai tertinggi dan karna persaingan nilai itulah Eunbi kerap kali mendapatkan bully-an, karna selalu berhasil mendapat nilai yang paling tinggi.
Dan sekarang ia bersekolah dikampung halamannya Cheongju dan mengambil kelas yang katanya berisi kumpulan anak-anak berandal namun berotak encer."ayo Eunbi cepat, menu makan siang ini buatan si peri Ddeok, kau tau tteokpokki buatannya itu enak sekali.
Dan si peri ddeok itu sangat tampan, dan ketampanannya itu serupa dengan aktor." ujar Yerin semangat."padahal tampanan aku." celetuk Rowoon seraya merangkul bahu sempit Eunbi.
Bahkan saking terkejutnya, Eunbi reflek memekik.
"oh, maaf mengagetkanmu." sesalnya seraya mengusakkan tangannya dipucuk kepala Eunbi.
"YAKK!! MENJAUH DARI EUNBI-KU, DASAR PERUSUH." teriak Yerin mengomeli Rowoon seraya memukul-mukul kesal bahu serta punggung Rowoon tanpa ampun.
"aish!! Dasar bibi tua!"
"YAKK!! DASAR KIM BANGSAT-"