Eunbi menatap balita berumur 4 tahun yang tertidur didekapannya, menciumi pucuk kepalanya dengan gemas.
Disampingnya Yeji sesekali melirik kearah Eunbi, walau fokus utamanya adalah jalanan, mengingat ia tengah mengendarai mobil."Kakak masih belum memaafkan Paman?" tanya Yeji tiba-tiba.
Gerakan 'mari menciumi gemas pucuk kepala balita berumur 4 tahun' itu terhenti.
Berganti dengan helaan nafas panjang dan juga raut wajah lelah yang begitu kentara terlihat diwajahnya."aku sudah memaafkan Ayah sejak Tae Oh berada dalam kandungan, bahkan sejak ia mengusirku dari rumah dan tidak mengakuiku sebagai anaknya." balas Eunbi kembali mengecupi sayang pucuk kepala bocah berumur 4 tahun yang bernama Tae Oh.
"tapi Paman mengakui semua kesalahannya dan menebusnya dengan memberikan perhatian penuh pada Tae Oh." ujar Yeji yang dibalas anggukan oleh Eunbi.
"ya.. Hanya saja ketika mengingat saat itu hatiku masih terasa sakit." balas Eunbi yang kini sudah menatap sendu jalanan lewat kaca jendela mobil.
"aku yang saat itu membutuhkan perlindungan, malah diusir.
Aku tau betapa kecewanya Ayah saat itu, tapi entah kenapa setiap melihat Ayah aku merasa malu dan merasa sesak." jujur Eunbi.Ia kembali menatap Tae Oh yang bergelung nyaman didadanya, menatapnya penuh suka dan duka.
"kau tau kadang aku berfikir aku ingin mati saja, tapi ketika mengingat ada 1 nyawa didalam perutku saat itu, aku hanya bisa menangis meminta ampun pada Tuhan karna fikiran pendekku." tambahnya dengan senyum getir.
Yeji melirik sepupunya dengan pandangan sendu, lalu memarkirkan mobilnya dihalaman rumah minimalis milk Eunbi.
Rumah yang terbeli berkat kerja kerasnya."mau mampir?" tanya Eunbi sebelum membuka pintu mobil Yeji.
Anggukan cepat Eunbi dapatkan dari Yeji, yang mampu membuatnya terkekeh pelan.
"aku malah berniat menginap 1 malam disini."
Eunbi kembali terkekeh.
"kuharap kau tidak akan kewalahan dengan energi Tae Oh nanti.
Kau tau, tubuhku serasa rontok jika sudah bermain dengan Tae Oh." ujar Eunbi kala mengingat energi Tae Oh yang tak pernah habis walau ia sudah bermain seharian."kurasa dia mungkin benar-benar mirip dengan Daddy-nya." cicit Yeji yang mampu membuat senyum Eunbi memudar, tergantikan dengan pandangan kosong.