Sinbi terbangun dengan peluh membanjiri seluruh tubuhnya, nafasnya tersengal-sengal dan pandangannya menyiratkan kesedihan luar biasa.
Detik berikutnya ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan tangisan kencang.
Dan tangisan kencangnya mampu membuat beberapa pelayan dan para dayang berlarian menuju kamar junjungannya.
Leandro salah satu pengawal yang berjaga didepan pintu kamar, ikut masuk kedalam bersama Alessia untuk mengecek keadaan junjungannya itu yang terbangun tiba-tiba dan menangis kencang."My lady.. Apa yang terjadi."
Sinbi menolehkan kepalanya, kemudian melompat turun memeluk Alessia.
Alessia yang belum siap dengan pelukan tiba-tiba junjungannya itu langsung terhuyung kebelakang hampir terjungkal kalau saja Leandro tidak menahan tubuhnya dari belakang."a-aku fikir ka-kalian menghilang." ujarnya sesenggukan.
"siapa yang menghilang My Lady, tidak ada yang menghilang.
Kami semua disini, pasti My Lady bermimpi buruk semalaman.
Sudah tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja My Lady.."Alessia melonggarkan pelukannya untuk menelisik wajah junjungannya yang terlihat ketakutan.
"My Lady boleh mencubitku untuk memastikannya." sambung Alessia.
Sinbi mengangkat tangannya, lalu mencubit hati-hati pipi Alessia dan senyumnya perlahan mengembang walau matanya terus mengeluarkan air mata.
"syukurlah."
Alessia menggiring perlahan tubuh junjungannya untuk kembali duduk, kemudian ia berlutut dihadapan junjungannya dengan seulas senyum hangat yang mampu membuat junjungannya kembali menangis.
"jika tidak keberatan My Lady boleh menceritakannya padaku, supaya My Lady merasa lega."
Sinbi terdiam sebentar, kemudian ia meraih tangan Alessia diatas pahanya untuk digenggamnya.
"a-aku terbangun diatas ranjang tipis yang kawatnya sudah mencuat kemana-mana, tidak bisa disebut nyaman karna ranjang itu jauh dari kata nyaman dan benar-benar sudah tidak layak digunakan.
Tepatnya ada disebuah ruangan kecil dan cukup pengap.
banyak barang-barang aneh yang tidak ada disini, bahkan aku memegang benda kotak tipis untuk alat komunikasi dan parahnya aku tidak menemukan kalian disana, aku sendirian ditempat itu dan rasanya sangat hampa dan lelah.
Kalian seperti menghil.."Sinbi menghentikan ucapannya ketika sadar dengan apa yang diimpikannya semalam.
Mimpi tentang kehidupan sebelumnya ketika kelelahan sehabis bekerja part time di mini market dan kelelahan dengan tugas yang menumpuk.
Tatapan matanya kosong seketika, kemudian detik berikutnya ia beranjak cepat dan berlari keluar dengan tatapan mata kalut dan perasaan sesak luar biasa.